Judul: In Between
Penulis: Angelique Puspadewi
Desain Cover: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Tebal Buku: 224 halaman
ISBN: 978-602-03-1354-2
BLURB
Bagi Adelita, hanya Alvaro yang bisa membuat dunianya berwarna. Membuatnya jatuh cinta hingga tergila-gila. Tetapi karena pria itu atasannya di kantor, Adelita merasa minder. Mana mungkin Alvaro membalas perasaannya? Akhirnya Adelita malah menjodohkan Alvaro dengan sahabat baiknya, Keyla.
Tetapi ketika Alvaro jadian dengan Keyla, Adelita malah terjebak dilema. Antara bahagia menyaksikan kemesraan dua orang yang dia sayangi dan benci karena tak berdaya menanggung derita patah hati.
Namun, bagaimana jika ternyata Alvaro juga memendam perasaan yang sama terhadap Adelita?
***
Adelita
Suryadipraja, wanita lajang berusia 27 tahun, bekerja sebagai sekretaris
direksi di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang properti dan
perumahan mewah. Awalnya, ia begitu nyaman dengan pekerjaannya. Hingga
akhirnya, tahun kedua ia jalani dengan tingkat stres yang cukup tinggi. Ia
bahkan mulai mengonsumsi kopi dan merokok. Semua stresnya tersebut bukan
berasal dari pekerjaan, melainkan dari beban batin yang terpendam. Beban dari
rasa sukanya terhadap sang atasan, Alvaro Curchezh.
Dari
waktu ke waktu, perasaan Adelita untuk Alvaro semakin berkembang. Bahkan
semenjak perjalanan bisnis ke Bali, mereka mulai lebih terbuka untuk
membicarakan masalah lain di luar pekerjaan. Kemudian hadir sosok Keyla,
sahabat Adelita, melamar pekerjaan di perusahaan tersebut sebagai manajer umum
proyek. Dengan kecerdasannya, akhirnya Keyla berhasil mendapatkan posisi
tersebut. Sebagaimana
sahabat yang telah lama berpisah, Keyla dan Adelita saling melepas rindu dan
berbagi cerita. Dari sanalah, Adelita mengetahui bahwa Keyla tengah patah hati
sebab hubungannya dengan Mike yang telah kandas. Di sisi lain, Alvaro juga baru
ditinggalkan Virginia, tunangannya. Ia bahkan mengajak Adelita ke Bogor untuk
makan sembari menenangkan pikirannya. Dan sejak itu, mereka resmi berteman.
Mengetahui
dua orang yang disayanginya tengah mengalami patah hati, akhirnya Adelita
menjodohkan Keyla dengan Alvaro. Ia melakukan berbagai hal untuk mendekatkan
keduanya. Usaha perjodohan tersebut tidaklah mulus karena salah satu petinggi
di kantornya, Edward, juga tengah mengincar Keyla. Saat akhirnya Keyla dan
Alvaro bersatu, Adelita harusnya merasa bahagia. Namun ternyata, rasa cintanya
pada Alvaro masih terlalu kuat dan itu membuatnya mengalami psikosomatis. Tidak
hanya itu, penderitaan Adelita bertambah karena Edward ternyata menyimpan
dendam padanya.
Persahabatan
Adelita dan Keyla pun diuji. Belum lagi, perlakuan Alvaro membuatnya semakin
bimbang. Apa yang akan terjadi pada Adelita, Alvaro, dan Keyla selanjutnya?
“Membohongi
diri sendiri lebih sakit dari cinta tak terbalas.”
***
“Semua wanita bahagia bila pria mengistimewakannya. Bahagia diperlakukan sebagai si nomor satu. Tetapi pria belajar menyayangi perempuan dari ibunya. Wanita pertama yang dilihatnya ketika dia membuka mata. Jadi, wajar seandainya dia mementingkan kepentingan ibunya. Berharap dia melakukan hal yang sama pada istrinya kelak.” (hal. 56)
In
Between merupakan novel Angelique Puspadewi pertama yang kubaca. Sekilas dari
blurb-nya, terlihat konfliknya yaitu harus memilih antara memperjuangkan
cinta atau merelakannya untuk sahabat. Konflik seperti ini terasa familier
dalam kehidupan kita. Hal itu tentu menjadi sisi positif yang dapat digunakan
untuk menarik minat pembaca. Apalagi di dalamnya tidak hanya berisi tentang
Adelita, Alvaro, dan Keyla. Ada Edward dengan obsesinya pada Keyla yang membuat
cerita ini menjadi semakin hidup.
Novel
ini bercerita dengan alur maju dan menggunakan sudut pandang Adelita sebagai
orang pertama. Pada bagian akhir terdapat satu bab yang yang diceritakan dengan
sudut pandang Keyla sekaligus menjadi kilas balik sebelum menginjak pada akhir
cerita. Penggunaan sudut pandang ini memang membantu pembaca agar mampu
menyelami perasaan tokoh Adelita. Sayangnya, menurutku bagian perkenalan terasa
agak berlebihan dan kurang sesuai dengan usia Adelita yang sudah 27 tahun. Namun
itu hanya untuk bagian awal saja.
Penggambaran
karakter tokoh-tokohnya cukup sesuai dengan konflik yang kemudian muncul. Kisah
persahabatan Adelita dan Keyla terasa kental lewat interkasi antara keduanya. Namun
tokoh yang menjadi favoritku bukanlah keduanya, melainkan Alvaro. Aku kurang
menyukai Adelita karena terlalu banyak memikirkan sahabatnya. Menurutku, hal
itu justru membuat persahabatan menjadi kurang seimbang dan kurang sehat.
Sebaliknya, aku menyukai Alvaro. Ia akan berusaha membahagiakan orang yang
disayanginya. Namun jika itu malah menyakiti orang lain atau menyakiti dirinya
sendiri, ia akan berhenti dan berusaha mengambil jalan tengah dan jujur pada
perasaannya sendiri.
Sekadar
koreksi, aku menemukan typo pada bagian blurb, yaitu kata Adelia. Mungkin yang
dimaksud adalah Adelita. Aku menyayangkan hal ini, karena letaknya akan terbaca
jelas di bagian belakang buku. Selain itu, letak tagline-nya terasa kurang pas,
sehingga tidak mudah terbaca. Untuk covernya, sangat khas Kak Angel yang menyukai
warna pink.
“Terima perasaan itu sebagai anugerah. Jangan merasa berbeda. Melepaskan tidak sama dengan pengecut. Melepaskan adalah bersabar sementara terhadap ketentuan Tuhan....” (hal. 138)
Seperti
pada tagline-nya, membohongi diri sendiri itu menyakitkan. Kita harus pandai
menempatkan diri: kapan kita harus berkorban untuk orang lain dan kapan kita
harus memperjuangkan kebahagiaan kita sendiri.
Secara
keseluruhan, novel ini menyuguhkan kisah romance sehari-hari dan cocok untuk
pecinta bacaan ringan.
“Hanya kamu yang tahu. Ikuti suara hatimu. Itulah nurani yang akan membimbingmu menemukan jawaban.” (hal. 139)