Minggu, 29 Oktober 2017

[REVIEW] My Wedding Dress - Dy Lunaly

Diposting oleh My Booklicious di 01.25 0 komentar


Judul: My Wedding Dress
Penulis: Dy Lunaly
Penyunting: Starin Sani
Perancang Sampul: Titin Apri L.
Ilustrasi Isi: Dy Lunaly
Pemeriksa Aksara: Fitriana STP & Septi Ws
Penata Aksara: refresh.atelier
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: Oktober, 2015
ISBN: 978-602-291-106-7

BLURB

Apa yang lebih mengerikan selain ditinggalkan calon suamimu tepat ketika sudah akan naik altar? Abby pernah merasakannya. Dia paham betul sakitnya.

Abby memutuskan untuk berputar haluan hidup setelah itu. Berhenti bekerja, menutup diri, mengabaikan dunia yang seolah menertawakannya. Ia berusaha menyembuhkan luka. Namun, setahun yang terasa berabad-abad ternyata belum cukup untuk mengobatinya. Sakit itu masih ada, bahkan menguat lebih memilukan.

Lalu, Abby sampai pada keputusan gila. Travelling mengenakan gaun pengantin! Meski tanpa mempelai pria, ia berusaha menikmati tiap detik perjalanannya. Berharap gaun putih itu bisa menyerap semua kesedihannya yang belum tuntas. Mengembalikan hatinya, agar siap untuk menerima cinta yang baru.

***

"Travelling ngajarin kamu untuk mensyukuri hal-hal kecil dan ngajarin kamu melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang berbeda." (hal. 26)

Abby benar-benar terluka saat Andre, calon suaminya, ternyata tidak datang pada acara pernikahan mereka. Lelaki itu pergi tanpa pamit, tanpa penjelasan, hingga meninggalkan luka dan tanda tanya yang sama besarnya bagi Abby. 

Setahun setelah pernikahannya batal, Abby masih berduka. Lalu, dari sebuah buku tentang travelling yang ia pinjam dari adiknya, Abby mendapat ilham untuk melakukan hal gila itu: travelling sendiri sambil mengenakan gaun pengantinnya.

Bagi Abby yang punya trauma karena pernah tersesat, travelling sendiri bukan hal yang mudah. Beruntungnya, Penang--destinasi Abby--berhasil membuatnya berkenalan dengan Wira, lelaki berkacamata yang merupakan traveler sejati. 

Kepada Wira, Abby bergantung selama menjelajah Penang. Wira yang hangat. Wira yang jahil. Wira yang tampak santai tapi ternyata juga memendam sesuatu.

Bagaimana petualangan Abby dalam usaha menyembuhkan lukanya? Akankah ia berhasil menjawab pertanyaan besarnya tentang kepergian Andre dan mulai membuka hati untuk kisah cinta yang baru?

"Dan, travelling bukan tentang berapa banyak tempat yang kita lihat, melainkan sebanyak apa kita menikmatinya." (hal. 147)

***

Novel My Wedding Dress ini sebenarnya mengangkat tema yang sederhana: travelling untuk menyembuhkan luka. Namun, kesederhanaan itu menjadi unik karena tokohnya travelling mengenakan gaun pengantin. Selain itu, ada satu pertanyaan yang memang muncul di awal, yaitu tentang alasan kepergian Andre--calon suami Abby.

Penggabungan dua hal ini jadi kesatuan yang seru dan bikin greget. Petualangan Abby jadi seru dengan kehadiran Wira, tapi di sisi lain, pembaca harus siap-siap menerima jawaban seputar kepergian Andre. Aku pun sempat dibuat kaget.

Next, untuk setting-nya, aku merasa bagian awal kurang 'wah' termasuk untuk gambaran beberapa tempat di Penang yang dikunjungi Abby. Namun, itu hanya terasa di bagian awal aja. Makin jauh membaca, penggambaran setting-nya makin menggoda.

Kemudian, karakter tokohnya. Kalau dijelaskan, Abby ini tipe yang 'lurus' dan teratur. Kalau mau A ya mencari A. Gak mampir, belok sana sini. Nah, Wira malah sebaliknya. Dia tipe orang yang menikmati perjalanan. Gak jarang mengubah rencana kalau menemukan hal yang menarik. Itu yang bikin dia tampak santai, ringan tanpa beban hidup. 

Kalau Andre, dilihat dari beberapa flashback, dia orangnya baik, sopan, ada manis-manisnya juga. Makanya, bikin greget, nih, kenapa dia sampai kabur dari acara pernikahan. Bikin penasaran, kan? :D

Alur ceritanya maju-mundur, dan itu bikin perjalanan Abby jadi gak mudah. Mau move on, tapi banyak keinget kenangannya. Jadi, memang jalan ceritanya agak lama untuk menemukan 'kunci' yang dicari Abby.

Terakhir, seperti biasa, kalimat-kalimat Kak Dy selalu rapi dan banyak yang quote-able. Banyak banget quote yang mengingatkan tentang kebahagiaan hidup, tapi dengan bahasa yang manis dan gak terkesan menggurui.

"If it's good, it's wonderful, but if it's bad, it's experience." (hal. 234)

My Wedding Dress merupakan karya kedua Kak Dy yang kubaca, setelah sebelumnya baca Lost and Found. Hasilnya? Tentu aja puas. Setelah ini, ada Il Tiramisu dan The Perfect Charm yang sudah masuk TBR-ku.

Kalian sudah baca karya Kak Dy yang mana aja? Jangan sampai belum sama sekali, ya, karena karya Kak Dy sayang untuk dilewatkan.



Read More >>>

[REVIEW] Unforgettable Sunset - Indah Hanaco

Diposting oleh My Booklicious di 00.08 0 komentar

Judul: Unforgettable Sunset
           (Love in Santorini)
Penulis: Indah Hanaco
Desain Sampul: Orkha Creative
Desain Isi: Nur Wulan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Seri: Around The World with Love; Batch #4
Tahun Terbit: 2017
ISBN: 978-602-036-105-5

BLURB

“Kau sendirian, Miss? Kalau boleh tahu, siapa namamu? Atau... haruskah kupanggil ‘Milikku’?”

Sapaan lancang yang awalnya dilontarkan sambil lalu oleh Terry Sinclair itu mengubah hidup Masha Sedgwick. Kegeramannya pada pria hidung belang itu malah mengantarkan Masha pada petualangan hati yang menyusahkan.

Terry, tidak punya niat ambisius apa pun saat menggoda Masha yang ditemuinya saat berlibur di Santorini. Tapi Tuhan malah membuatnya menahan tinju seorang model mabuk untuk melindungi Masha. Dan berakhir dengan perasaan cinta yang meluap-luap dan tak bisa dikendalikan.

Masalahnya, meski akhirnya terbelit cinta, Masha dan Terry adalah dua orang yang tak berani mengambil risiko untuk berkomitmen. Terry penderita cedera otak yang mungkin takkan pernah sembuh. Sementara Masha selalu bergidik jika diajak menikah karena terlalu takut dikhianati.

Namun, suara hati tak bisa dikekang lebih lama. Masha dan Terry, suka atau tidak, sudah saling jatuh cinta.

Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa bertahan?

***

Unforgettable Sunset menceritakan tentang Terry Sinclair, seorang veteran yang menderita TBI (Traumatic Brain Injury) setelah menjalankan tugas di Fallujah, Irak. Migrain dan mimpi buruk masih menjadi langganannya.

Seakan kurang menderita, pengalaman buruk tidak hanya dialami Terry di medan perang, tapi juga dalam kehidupan asmaranya. Hingga akhirnya, ia menjadi sosok yang mudah berganti pasangan.

Namun, semua berubah saat Terry berlibur di Santorini dan bertemu Masha Sedgwick, perempuan berusia 32 tahun yang masih belum mampu memantapkan hatinya untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Pesona Masha telah membuatnya kembali merasakan cinta yang dalam dan sungguh-sungguh.

Sayangnya, Masha bukan perempuan yang mudah diraih. Ia pernah tiga kali bertunangan dan semuanya berhenti di tengah jalan setiap kali tunangannya mengajak maju ke jenjang pernikahan. Ketakutan membuat Masha belum bisa melangkah sejauh itu. Maka, setelah memutuskan pertunangan ketiganya, Masha bertekad untuk melajang.

Keputusan Masha untuk hidup tanpa pasangan tentu tidak mudah dijalani. Apalagi ada sosok Terry, lelaki yang tetap berjuang untuk mendapatkan dirinya meski harus berkutat dengan cedera otak dan kisah kelam dari masa lalunya.

***

"Manusia memang cenderung mencari-cari alasan untuk hal yang dianggap buruk. Sekadar memenuhi kebutuhan untuk membebaskan diri dari perasaan bersalah." (hal. 8)

Kalau dibaca sekilas dari sinopsisnya, novel ini tampak menyuguhkan kisah biasa. Namun, setelah membaca keseluruhan cerita, ternyata ada hal-hal yang membuat novel ini jadi unik dan berbeda. Karakter tokoh, misalnya.

Latar belakang tokoh pria yang merupakan mantan marinir dan memiliki cedera otak cukup membuatku penasaran, karena memang sangat jarang membaca novel yang mengangkat tokoh semacam itu. Lalu, novel ini juga memiliki poin tambah untuk pemilihan setting.

Novel ini merupakan salah satu novel dari seri Around the World with Love terbitan Gramedia Pustaka Utama, yang biasa menggunakan kota khusus sebagai latarnya. Seperti tertera pada bagian sampul, Unforgettable Sunset ini ber-setting di Santorini.

Pemilihan setting itu tentu bukan tanpa alasan, dong. Tempat-tempat indah di Santorini, termasuk pemandangan sunset-nya yang luar biasa, menjadi latar yang cocok untuk novel bertema cinta semacam ini.

"Kita susah menerima fakta bahwa pengalaman buruk pun bagian dari proses kehidupan." (hal. 140)

Kelebihan lainnya yaitu bahwa karakter tokoh dan setting yang unik ini didukung oleh gaya bercerita Kak Indah yang, seperti biasa, rapi dan terarah. Bagian yang perlu disayangkan adalah deskripsi tempat banyak disampaikan lewat narasi sehingga terkesan datar. Mungkin, akan lebih menarik kalau hal itu dimasukkan ke dalam dialog agar interaksi Masha dan Terry juga semakin mantap.

Terlepas dari itu, alur cerita dan pemilihan sudut pandangnya yang sesuai membuat tiap bagian novel ini memiliki porsi yang pas. Konflik berat tentang psikis tokoh-tokohnya juga diselesaikan dengan baik dan tidak terburu-buru.

Lalu, seperti novel lain dari seri yang sama, Unforgettable Sunset pun menyisipkan konflik religi. Namun, penyelesaiannya dilakukan dengan halus sehingga tidak terkesan menggurui.

"Justru dengan peristiwa-peristiwa yang menguras tenaga dan air mata, manusia jadi tahu dia punya kekuatan yang selama ini mungkin tak pernah disadari." (hal. 190-191)

Novel ini, selain menawarkan pesona Santorini, juga mengajarkan kita untuk berani mengambil risiko melawan rasa takut, lewat kisah romantis tentang cinta yang mampu mengalahkan ketakutan.

Kamu salah satu penggemar tulisan Kak Indah Hanaco? Pastinya novel ini wajib jadi koleksi, dong. Jangan lupa, lengkapi juga semua batch seri ATWWL-nya, ya!



Read More >>>

Rabu, 25 Oktober 2017

[BLOGTOUR] Giveaway: Out Of Love - Adelia Azfar

Diposting oleh My Booklicious di 12.18 23 komentar

Judul: Out Of Love
Penulis: Adelia Azfar
Desain Sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Roro Raya Sejahtera (Imprint Twigora)
Tahun Terbit: 2017
Tebal Buku: 300 hlm; 14 x 20 cm; Bookpaper 55 gr;
ISBN: 978-602-60748-3-6
Harga: Rp75.000,-
Tagline: Aku melukai hatiku sendiri demi mencintaimu

~~~GIVEAWAY ALERT~~~



Holaaa!! Ini dia info yang sudah pasti ditunggu-tunggu. Udah ketahuan dari judulnya, dong.

Yuppp... Kali ini, ada giveaway berhadiah 1 eks novel Out Of Love - Adelia Azfar persembahan Penerbit Twigora. Mau ikutan? Simak ketentuannya berikut ini.

1. Peserta harus memiliki alamat pengiriman di Indonesia

2. Follow kami di media sosial.
atau
Instagram: @my.booklicious , @adeliaazfar , dan @twigora 

3. Share info GA di akun media sosial kalian.
~ Twitter: share link blogpost giveaway ini, mention akun @my_booklicious , dan sertakan tagar #MyBxOutOfLove
atau
~ Instagram: repost banner GA yang ada di akun @my.booklicious , mention akun tersebut, dan sertakan tagar #MyBxOutOfLove

4. Isi kolom komentar blogpost ini dengan menyebutkan nama, akun twitter/IG, domisili, link share, dan lanjutkan kalimat berikut:

"Pacaran sama bos itu ....."

Contoh: "Pacaran sama bos itu bikin gemuk, karena bisa minta traktir makan tiap hari."

Cat: jawaban maksimal terdiri dari dua kalimat. Lebih dari itu, maka dianggap tidak memenuhi syarat.

5. Tinggalkan jejak di postingan Kepo Penulis: Adelia Azfar (di sini) dan Review + Photo Challenge Out Of Love - Adelia Azfar  (di sini) (Optional)

# Giveaway ini berlangsung dari tanggal 25-31 Oktober 2017 pukul 22.00 WIB.

# Pemenang diumumkan maksimal seminggu setelah periode giveaway berakhir.

***

Gimana? Syaratnya gampang, kan? Kalau ada yang mau ditanyain, jangan sungkan buat DM aku di twitter atau IG, ya.

Ssttt... Coba juga di blog host lainnya, ya, biar kesempatan menangnya makin besar.
Ini dia list-nya:

14 – 16 Oktober:  Ratna Komalasari

17 – 19 Oktober:  Astrid Citralokam

20 – 22 Oktober:  Athaya

23 – 25 Oktober: Afiyatul Futhona

26 – 28 Oktober: Sri Sulistyowati


Selamat mencoba dan semoga beruntung!!!




Read More >>>

Selasa, 24 Oktober 2017

[BLOGTOUR] Review + Photo Challenge: Out Of Love - Adelia Azfar

Diposting oleh My Booklicious di 12.52 15 komentar

Judul: Out Of Love
Penulis: Adelia Azfar
Editor: Yuliono
Proofreader: Tharien Indri
Desain Sampul: Levina Lesmana
Penata Letak: Gita Mariana
Penerbit: Roro Raya Sejahtera (Imprint Twigora)
Tahun Terbit: 2017
Tebal Buku: 300 hlm; 14 x 20 cm
Format: Bookpaper 55 gr;
ISBN: 978-602-60748-3-6
Harga: Rp75.000,-


Tagline:
Aku melukai hatiku sendiri demi mencintaimu

BLURB

LIAN:
Setelah resmi bercerai, kecil kemungkinan Brilian Gunawan akan jatuh cinta lagi. 
Tapi Tharin membuatnya mungkin—meskipun cinta mereka masih harus dirahasiakan. 
Bagaimanapun, hubungan antara atasan dan karyawan hanya akan jadi bahan omongan yang tidak nyaman di kantor mereka.

THARIN:
Cinta memang melemahkan akal sehat dan Lian adalah bukti hidupnya. 
Meskipun sudah sama-sama sepakat, keduanya bukan lagi atasan dan bawahan di luar jam kantor, Lian masih saja meneruskan sikap galak dan bossy-nya. Namun, ketika Tharin ingin putus, Lian melakukan sesuatu yang membuatnya merasa harus memaafkannya.

ANDREW:
Dia menyukai makhluk indah bernama perempuan. Banyak perempuan. 
Hebatnya, perempuan juga menyukai dirinya meskipun jelas-jelas tahu risiko patah hati 
yang akan dia sebabkan. 
Tharin jelas bukan sosok yang istimewa bagi seorang Andrew, tetapi perasaannya tak bilang begitu. 
Perasaannya bahkan bergeming meskipun dia tahu Tharin sudah ada yang punya....

~~~

OUT OF LOVE:
Ini adalah tentang dia yang ingin lepas dari orang yang masih mencintainya.
Tentang dia yang mencintai kekasih seseorang. 
Juga tentang dia yang tak tahan melihat yang dicintainya mulai mencintai orang lain.
Pertanyaannya: siapa di antara mereka yang akan paling terluka?

***

Novel Out of Love ini menceritakan Lian dan Tharin, yang memiliki hubungan manajer dan bawahan di Hexagon, sekaligus sepasang kekasih di luar kantor. Hubungan asmara keduanya sama sekali tidak dibawa ke tempat umum. Semua karyawan pun tak ada yang tahu kalau Tharin dan Lian adalah sepasang kekasih.

Dua tahun sudah Tharin dan Lian menjalin hubungan, tapi semakin lama semakin Tharin merasa kalau Lian tidak mencintainya. Sikap Lian yang bossy dan meminta Tharin melakukan banyak hal semakin memperkuat dugaannya. Ditambah lagi, Lian masih sering berkomunikasi dengan Mariana, mantan istrinya.

Tharin pun mulai lelah dan ingin lepas dari Lian. Di tengah kebingungannya, ia menyaksikan Andrew yang sedang 'memutuskan' hubungannya dengan seorang wanita. Melihat kejadian itu, Tharin menganggap Andrew sebagai sosok yang layak dimintai tolong untuk membantunya lepas dari Lian.

Bagaimana kelanjutan kisah tiga orang tersebut? Berhasilkah Tharin lepas dari Lian dengan bantuan Andrew? Bagaimana pula jika membantu Tharin malah menumbuhkan perasaan lebih di hati Andrew?

***
"Cinta punya cara sendiri untuk bekerja, tapi menyakiti dan disakiti bukanlah bagian dari cinta." (hal. 124)

Novel Out of Love ini merupakan kisah bertema office romance. Ada Lian dan Tharin yang merupakan sepasang kekasih, padahal keduanya merupakan manajer dan bawahan saat di kantor. Tema yang cukup familier, tapi dibuat berbeda dengan adanya efek dari karakter tokoh. Katakanlah, Lian ini memiliki sifat bossy, bangeeet, dan Tharin merupakan tipe penurut.

Karakter dua tokoh itu menjadikan hubungan keduanya timpang. Ditambah lagi komunikasi mereka cukup payah hingga banyak terjadi salah paham. Kadang yang satu bermaksud A, tapi pasangannya berpikir B. Maka, hadirlah sosok Andrew. Dia yang jadi penengah, perantara antara Tharin dan Lian. Namun, ternyata melibatkan orang ketiga dalam menyelesaikan masalah juga bisa menimbulkan masalah lain, misalnya di sini ada Andrew berlaku sebagai 'konsultan' Tharin tapi malah mencintai Tharin. Di sanalah keadaan makin memanas.

Konfliknya terlihat sederhana, tapi membuat pembaca greget. Aku bahkan pengin marah-marah kalau pas Lian menyuruh ini-itu pada Tharin, tapi Tharin juga nurut-nurut aja. Gemes, kan? Makanya, tokoh favoritku di sini adalah Andrew. Teman berbagi dan pemberi saran yang baik, tapi juga gak egois dan mementingkan diri sendiri. #TeamAndrew

Ceritanya sendiri menggunakan alur maju dari saat Tharin dan Lian sudah berhubungan, kemudian mengenal Andrew. Nah, awalnya aku mengira cerita dimulai dari perkenalan Lian dan Tharin, tapi ternyata tidak. Awal perkenalan Tharin dan Lian, serta bagaimana akhirnya mereka menjalin hubungan disampaikan dalam bentuk narasi. Sudut pandang yang digunakan yaitu PoV ketiga. Ini pastinya aman banget buat ceritanya. Jadi, tiap tokoh punya porsi yang imbang, gak berat sebelah. *dan aku tetap #TeamAndrew* ^^ 

"Jadi ini yang namanya pengorbanan. Ragamu susah payah menentang, tapi hatimu menginginkan itu untuk kebahagiaan." (hal. 224)

Sebenarnya, aku suka karena karakter tokoh-tokohnya cukup kuat. Gaya berceritanya juga santai dengan bahasa yang ringan. Memang cocok banget dibaca untuk mengisi waktu senggang. Sayangnya, aku merasa di novel ini banyak sekali narasi yang kutangkap sebagai telling sehingga ada beberapa bagian yang terasa datar, dan lewat begitu saja saat dibaca. Kurang meninggalkan kesan.

But, secara keseluruhan, aku suka, kok, sama ceritanya. Temanya yang sederhana tapi isinya cukup 'mengigit'. Seperti tagline-nya, 'aku melukai hatiku sendiri demi mencintaimu'. Nanti jadi mikir, siapa, sih, yang paling pantas buat mengucapkan kalimat di tagline itu? Hmmm...

Nah, kalau kalian mau baca kisah cinta segitiga dalam bentuk berbeda, atau butuh pencerahan buat hubungan yang banyak miskom-nya, novel ini bisa jadi pilihan. Apalagi cover-nya cantik banget gini. Cocok deh buat masuk rak. Buat kolektor novel Kak Adel, pasti ini wajib jadi koleksi, dong. Jangan sampai kelewat, ya!



Tentang Penulis:
Adelia Azfar, seorang pemimpi yang mencoba bersikap realistis. Kerapkali kehilangan tujuan, tapi berusaha keras meluruskan pikiran. Baru-baru ini, Adelia memiliki musuh baru, yaitu sepi dan kesendirian. Dia adalah penyuka hujan yang tidak mau kebasahan. Juga pecinta kenangan, baik yang menyedihkan atau menyenangkan. Menurutnya, hidup itu harus seimbang.
“Out of love” adalah novel kedua belasnya.

Adelia dapat dihubungi:
Instagram: Adelia Azfar
E-mail: adelia.azfar@yahoo.com

~~~~~~~~~~ Photo Challenge ~~~~~~~~~~

Next, ada photo challenge yang diberikan pada tiap host blogtour. Untuk host novel Out Of Love ini, masing-masing host diminta untuk berpose menggunakan baju pink. Ooowww... Aku gak punya baju pink, lho. Alhasil, aku pinjam baju adek yang itu pun gak pink banget. Gak apa-apa, deh, ya. Nah, setelah beberapa kali gagal ngambil, didapatlah satu-satunya foto yang 'normal' dan gak aneh banget.

Ini dia hasilnya! Jreengggg...


~~~~~~~~~~

Sssttt... Jangan ke mana-mana, ya! Pantengin terus blog ini karena besok akan ada giveaway berhadiah 1 eks novel Out Of Love untuk kalian.

See you tomorrow!

Baca juga sesi Kepo Penulis: Adelia Azfar di sini.


Read More >>>

Senin, 23 Oktober 2017

[BLOGTOUR] Kepo Penulis: Adelia Azfar

Diposting oleh My Booklicious di 06.58 14 komentar

Holaa...!!!

MyB datang lagi membawa kabar gembira. Kali ini ada blogtour dan giveaway Out Of Love yang akan jadi santapan pembaca semua, mulai tanggal 23 sampai dengan 25 Oktober 2017.

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih pada Twigora yang telah memilihku menjadi salah satu host pada blogtour ini. Senang banget dong, karena aku bisa bergabung dengan para host yang ketje abis. Sekali lagi, terima kasih, Twigora! 

Nah, sekarang aku langsung bahas sistem blogtour-nya, ya.

Sekilas info, pada blogtour kali ini akan ada tiga postingan. Kalau kalian mengikuti rangkaian blogtour ini dari awal, pasti tau dong urutannya apa aja. Yupp... Ada tanya-jawab dengan penulis, review dan photo challenge, lalu terakhir ada giveaway. Yeaayyy!!

Kepo Penulis: Adelia Azfar

Tibalah kalian di postingan pertama blogtour Out Of Love di blogku. Kali ini, aku berkesempatan untuk mengajukan 5 pertanyaan pada penulis Out Of Love, Kak Adelia Azfar.

Apa aja yang kudapat dari Kepo Penulis: Adelia Azfar ini? Yuk, baca hasilnya berikut ini.

📎
Pertanyaan pertama.
Q: Kak Adel, kan, sudah menerbitkan beberapa karya sebelum Out Of Love ini. Nah, menurut Kak Adel sendiri, selaku penulis, apa keistimewaan novel Out Of Love ini dibanding novel Kak Adel yang lain?

A: Keistimewaan Out of Love adalah naskah ini memenangkan lomba novel yang diadain Penerbit Twigora. Jadi bagiku naskah ini istimewa karena bikin aku dag-dig-dug selama masa menunggu keputusan juri, hehehe

Yuppp.. Naskah Out Of Love ini adalah salah satu pemenang dalam kompetisi menulis novel Sweet and Spicy Romance yang diadakan oleh Penerbit Twigora. Ketje banget, dong! Jadi makin pengin baca, kan? 

📎
Next, pertanyaan kedua.
Q: Apakah Kak Adel punya kebiasaan khusus saat menulis? Misalnya, menulis harus di tempat sepi, harus sambil mendengarkan musik, dan lain-lain. Kalau punya, bisa diceritakan kebiasaannya seperti apa? 

A: Yup, aku lebih senang nulis di waktu pagi dan sore. Paling gak bisa nulis di jam-jam siang karena ngantuk. Biasanya aku lebih milih tempat yang sepi biar bisa konsentrasi pas nulis. Untuk beberapa adegan, aku kadang sambil dengerin musik juga untuk bantu naikin mood.

Itu dia writing habits versi Kak Adel. Kayak Kak Adel yang milih tempat sepi buat nulis, aku juga suka milih tempat sepi kalau mau baca, lho. Kalian yang suka nulis, punya writing habits juga atau enggak, nih? Boleh, tuh, nyoba kayak Kak Adel. Siapa tau nulisnya makin lancar. :D

📎
Pertanyaan selanjutnya.
Q: Beberapa penulis biasanya membuat moodboard foto-foto visual tokoh, setting, atau adegan untuk novelnya, baik di Pinterest atau di Instagram. Kalau Kak Adel sendiri, sering membuat moodboard juga atau enggak? 

A: Wah, aku nggak pernah bikin kayak begitu, hehe

Yaaahh... Sayang banget, nih. Padahal aku pengin tau visual Lian, Tharin, dan Andrew versi Kak Adel. Jadi kalau gini, bacanya sambil bayangin visual versi sendiri aja, ya. Btw, aku bayangin kalau Andrew itu Sung Hoon, lho. *oke, abaikan*

📎
Next, pertanyaan keempat.
Q: Beberapa pembaca mengenal Kak Adel sebagai penulis K-fiction. Nah, apa perbedaan mendalam yang Kak Adel rasakan saat menulis Out Of Love ini dibanding saat menulis novel K-fiction? Adakah kendala yang cukup mengganjal saat proses penulisannya? 

A: Iya, ini novel dengan genre office romance pertama aku. Soal kendala, alhamdulillah aku nggak nemuin kendala berarti, karena suka baca novel-novel lokal dengan genre serupa juga. Selain nulis K-Fiction aku juga nulis novel Indonesia, kok ^^

Yappp.. Bener banget, nih. Kalau kalian cek di Goodreads, pasti kelihatan dong kalau Kak Adel ini juga udah beberapa kali nerbitin novel ber-setting lokal. Ketje, ya. Apalagi ini novel office romance pertama, tapi langsung juara lomba. Kira-kira Kak Adel tertantang buat bikin novel dengan genre yang lain lagi atau enggak, ya? Hmmm.. Aku, sih, jadi penasaran. Sayangnya, ini udah mau pertanyaan terakhir.

📎
Ini memang bukan pertanyaan luar biasa, sih, tapi semoga tetap berkesan. 
Q: Terakhir, mungkin ada ucapan, pesan, atau salam khusus yang ingin Kak Adel sampaikan pada pembaca, aku dengan senang hati menyampaikannya lewat postingan blog nanti. 

A: Pesan buat pembaca aku selamat membaca Out of Love. Semoga kalian suka sama kisah Tharin, Andrew, dan Lian. Semoga bisa menginspirasi ;)

Itu dia ucapan dari Kak Adel. Sama seperti doa agar novel Out Of Love ini disukai pembaca dan menjadi inspirasi, aku juga berharap ide Kak Adel lancar jaya, mengalir terus, dan melahirkan makin banyak novel yang makin ketje pula.

***

Itu dia hasil dari Kepo Penulis: Adelia Azfar di blogku. Jangan lupa, masih akan ada postingan review + photo challenge dan giveaway novel Out Of Love.

Sekarang kita intip dulu cover Out Of Love yang unyu banget itu.
Jrenggg...


Penasaran sama review dan mau ikut giveaway-nya? Tunggu postingan selanjutnya besok, ya!




Read More >>>

Minggu, 22 Oktober 2017

[REVIEW] Holland: One Fine Day in Leiden - Feba Sukmana

Diposting oleh My Booklicious di 23.03 0 komentar

Judul: Holland: One Fine Day in Leiden
Penulis: Feba Sukmana
Penyunting: Widyawati Oktavia & Yulliya Febria
Proofreader: Nurul Hikmah
Penata Letak: Erina Puspitasari
Ilustrator: Gama Marhaendra
Desain Sampul: Gita Mariana
Penerbit: Bukune
Tahun Terbit: November 2013
Tebal Buku: viii + 292 halaman
ISBN: 978-602-220-116-0

BLURB

Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan hangat.

Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari. Tak ada waktu untuk cinta.

Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu, “Ik vind je leuk”—aku suka kamu. Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi begitu saja. Dan, meninggalkan perih yang tak tersembuhkan waktu. Seperti Ibu.

Aku tidak berada di sini untuk jatuh cinta, ulangnya dalam hati, mengingatkan diri sendiri.

Di sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam yang menyuguhkan banyak cerita, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, juga cinta. Ke manakah ia melangkah, sementara rintik hujan merinai di kanal-kanal dan menghunjam di jantung kota-kota Negeri Kincir Angin yang memesona?

Alles komt goed—Semua akan baik-baik saja, Kara.

***

Sejak kecil, Kara tinggal bersama Yangkung dan Yangti, kakek dan neneknya dari pihak ibu. Ia tak tahu apa pun tentang ayah dan ibunya. Setiap ia bertanya, Yangti berubah menjadi sosok yang dingin, bahkan bisa sampai marah besar. Padahal anak mana yang tak ingin tahu tentang ayah-ibunya?

Maka, seperti kepergiannya ke Jakarta untuk kuliah hukum di UI, kali ini Kara pergi semakin jauh. Menjauh dari hal-hal yang mungkin bisa mengingatkannya pada sosok yang sama sekali tidak ia kenal. Melarikan dari berbagai pertanyaan di kepala, juga perasaan marah yang menyesakkan dada.

Leiden. Kara akan melanjutkan pendidikannya di kota itu. Dan, di sanalah ia bertemu Rein, laki-laki bermata pirus yang gemar menggambar. Berawal dari pertemuan di De Burcht, hingga ucapan dan kecupan menggetarkan di dermaga tua Scheveningen, hati Kara pun goyah. Niatnya untuk sekadar menuntut ilmu harus benar-benar dipikirkan ulang.

Apalagi seseorang yang telah lama dicarinya pun ada di negara itu: Ibu.

***

"Mungkin, itu sebabnya kita tidak bisa menampung semua ingatan. Karena, ternyata manusia butuh lupa untuk menghapus luka." (hal. 101)

Novel Holland ini merupakan salah satu seri Setiap Tempat Punya Cerita (STPC) yang diterbitkan Penerbit Bukune. Sebenarnya, aku punya beberapa novel dari seri STPC, tapi baru ini yang sudah selesai kubaca.

Novel Holland ini mengisahkan tentang cinta dan luka; luka setelah ditinggalkan, luka untuk sebuah kebahagiaan keluarga. Sejak awal, aku tidak berharap lebih pada segi romance-nya. Aku lebih penasaran dengan sosok ibunda Kara.

Rasa penasaranku ini ternyata terpuaskan. Bahkan, sisi romance yang kukira tidak akan mendominasi pun disajikan dengan apik. Kisah Kara-Rein, juga Kara dan ibunya diberi porsi yang pas dengan plot yang tetap rapi.

Karakter tokohnya pun cukup kuat. Misalnya, sisi sendu Kara yang dominan digambarkan dengan raut wajah dan dialog yang tampak di kesehariannya. Kemudian Rein. Dia juga sebenarnya memiliki bagian yang luka, tapi Rein digambarkan sebagai sosok yang lebih kalem dan ceria dengan 'dosis' yang gak berlebihan. 

Poin plusnya, penulis berhasil mendekatkan dua karakter berbeda ini menjadi sepasang tokoh dengan interaksi yang manis dan chemistry yang kuat. Dan, sekali lagi, interaksi manis mereka pun gak berlebihan.

Alur cerita dan pemilihan sudut pandang pun rasanya sudah tepat. Alurnya maju dengan beberapa bagian flashback yang disisipkan, dan menggunakan sudut pandang orang ketiga.

Untuk gaya bercerita, meskipun ini pertama kali aku membaca karya penulis, tapi nyatanya penceritaannya nyaman banget dibaca. Deskripsi tempat, sejarah, dan hal lain disampaikan dengan cara yang beda-beda. Beberapa lewat narasi, beberapa lainnya lewat bentuk dialog, lengkap dengan ekspresi kagum, kaget, bahkan ada kadang sambil bercanda. Gak heran kalau setting berbagai tempat di Belanda pada novel ini terasa kuat banget.

Satu-satunya kendala yaitu itu bahasanya. Memang ada translate-nya, sih, tapi mungkin karena aku gak familier kali, ya. Jadi agak aneh gitu.

Kemudian, aku nemu typo pada penulisan tahun kemerdekaan RI (hal. 149). Di sana tertulis 17 Agustus 1995. Harusnya berapa hayooo? Hihi... Tapi sisanya oke kok..

Terakhir, mungkin aku termasuk golongan yang telat karena baru baca seri STPC ini sekarang, tapi aku gak nyesel memilih Holland buat mulai baca seri ini. Jadi pengin cepat baca seri STPC yang lain.

"Berjanjilah padaku, apa pun yang kamu putuskan nanti. Lakukanlah untuk dirimu sendiri." (hal. 193)

Kalau kalian belum baca, boleh deh dicoba dulu. Rekomen buat kalian pecinta romance bernuansa sendu.




Read More >>>

Kamis, 12 Oktober 2017

[REVIEW] His Wedding Organizer - Retni SB

Diposting oleh My Booklicious di 17.10 0 komentar

Judul: His Wedding Organizer
Penulis: Retni SB
Ilustrasi dan Desain Sampul: Kitty Felicia Ramadhani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Ketiga, Agustus 2013
ISBN: 978-979-22-9786-7

BLURB

Mau tahu tentang ketololanku yang paling memalukan?

Aku pernah berselingkuh. Dengan lelaki yang pernah jadi pacarku, sekaligus yang pernah memberiku luka karena dia memilih menikah dengan perempuan yang memintaku jadi wedding organizer-nya. Bodoh, kan? Sangat.

Keterlaluan. Karena aku sampai berani mengorbankan Adra––lelaki yang kecintaannya padaku mungkin hanya mampu disaingi tokoh utama dalam film-film drama––demi hubungan semu yang nggak menjanjikan apa-apa selain sensasi debar jantung. Tolol kuadrat, kalau aku nggak segera sadar untuk menyudahi semuanya. Dan memperjuangkan kembali cinta Adra yang telanjur pecah.

Masalahnya, Adra tidak setolol aku! Dia menolak!

Haruskah aku menyerah? Oh, andai saja aku diberi kesempatan mempersembahkan perkawinan yang luar biasa baginya (dan bagiku)....

***

Harsya dilanda dilema. Figo, pacar Harsya, ternyata juga berhubungan dengan Karin. Figo-Karin bahkan akan menikah dengan menggunakan jasa WO milik Harsya. Kemudian, di resepsi, Harsya menggandeng Adra--sahabatnya--sebagai calon suami.

Tadinya hanya bersandiwara, namun melihat kesungguhan Adra, Harsya akhirnya bersedia mencoba menjalani hubungan mereka layaknya sepasang kekasih. Bodohnya, pertemuan kembali dengan Figo membuatnya lupa diri. Harsya berselingkuh.

Saat sadar akan kesalahannya, Adra telanjur lepas. Berhasilkah Harsya mengenali perasaannya dan memutuskan apa yang sebenarnya ia inginkan?

***

"Aku hanya akan mempertahankan cinta dari seseorang yang memang menginginkan cintaku." (hal. 126)

Novel His Wedding Organizer memiliki konflik seputar pengkhianatan dalam hubungan, ditambah dengan bumbu friendzone-an. Awalnya, aku dibuat ikut kecewa pas Figo meninggalkan Harsya, tapi pas mereka selingkuh di belakang Karin dan Adra, tekanan darahku sepertinya naik. Benar-benar bikin greget dan pengin marah.

Ceritanya sendiri menggunakan alur maju, dan plotnya cukup rapi. Setting utamanya di Semarang, tapi ada bagian saat Adra bertualang berburu foto di tempat-tempat terpencil. Karakter tokoh-tokohnya juga kuat dan memiliki khas, terlihat dari dialog masing-masing. 

Harsya sebagai tokoh utama ini menyebalkan, terlalu egois sampai rela ngorbanin perasaan Adra yang jelas sayang sama dia. Nah, kalau Adra, aku suka banget sama karakternya. Dia baiiikk pake banget, tapi tahu batasan. Saat perlakuan Harsya sudah tidak bisa ditoleransi, dia akan mundur. Dia tahu kapan harus berjuang dan kapan harus memberi jeda. 

Ceritanya disampaikan dari sisi Harsya, dan ini sebetulnya yang bikin aku kurang nyaman. Sifat ceriwis Harsya bertolak belakang sama aku pribadi. Jadi, saat itu ditumpahkan dalam dialog dan narasi, aku bacanya jadi nggggg. Gitu. *ini subjektif banget, sih*

Keseluruhan ceritanya cukup ringan dan familier. Namun, ada bagian yang paling aku suka, yaitu kenekatan Harsya di bagian menjelang akhir. Ada bumbu petualangannya juga. Lumayan seru, deh. Bisa jadi salah satu alternatif bacaan romance kalian.



Read More >>>

Selasa, 03 Oktober 2017

[REVIEW] Till It's Gone - Kezia Evi Wiadji

Diposting oleh My Booklicious di 01.46 0 komentar

Judul: Till It's Gone
Penulis: Kezia Evi Wiadji
Penyunting: Fatimah Azzahrah
Desain Sampul: Mahar Mega
Penerbit: Media Pressindo
Tahun Terbit: 2013
ISBN: 978-979-911-298-9

BLURB

Saat mengenakan gaun pengantin berwarna putih dan menangkap bayangannya di cermin besar di kamarnya, hatinya pedih. Ia juga malu. Ia tidak sesuci seperti warna gaunnya. Ia telah hamil sebelum mengucapkan janji pernikahan. Alisa menekan tangan kanannya ke perut. Telapak tangannya saat itu terasa lembap. Ia berharap saat ini ia sedang bermimpi. Tetapi aroma buket bunga gardenia dan mawar di tangan kirinya membuatnya sadar. Bau wangi itu nyata, senyata apa yang terjadi sekarang pada dirinya. 

Rumah tangga ternyata tidak sesederhana yang Alisa pikirkan. ia sering mendapat perlakuan tak mengenakkan dari Adam, teman hidupnya. Sampai suatu ketika ada secercah empati yang terulur ke arahnya. Dari seorang lelaki yang pernah menorehkan sejarah dalam hidupnya. Bersediakah Alisa menerimanya?

***

Novela Till It's Gone menceritakan kehidupan rumah tangga Alisa-Adam yang jauh dari kata harmonis. Bersama Adam, bukan keamanan dan kenyamanan yang didapat Alisa dan Kevin--anaknya, melainkan kekerasan fisik dan sakit hati.

Hingga kemudian datang sosok Frans, seseorang dari masa lalu Alisa, mengulurkan tangannya, siap menyambut Alisa dan Kevin. Alisa harus memilih: mempertahankan rumah tangganya meski tersiksa atau memilih lepas demi kebahagian Kevin juga kebebasan dirinya sendiri.

***

Ini karya pertama dari Kak Evi yang kubaca, dan aku suka ide yang dipilih penulis untuk novela ini. Ceritanya tentang kehidupan rumah tangga, berbagai masalah di dalamnya--termasuk KDRT--dan bagaimana tokoh menyelesaikan masalah itu. 

Poin plusnya, penyelesaiannya itu 'gak drama banget', beda dengan novel roman lain. Kalau biasanya kisah roman di novel itu semanis gula kapas, ini sebaliknya. Setiap kejadian dan keputusan yang diambil tokohnya menggambarkan kehidupan nyata yang memang tidak mudah.

Karakter tokohnya cukup kuat dan bikin greget. Karakter Alisa, misalnya, dia cukup egois. Dia mau berusaha mempertahankan rumah tangganya, padahal tahu dia menderita, bahkan Kevin sampai mengalami trauma gara-gara Adam. Kalau Adam, sih, sudah jelas brengseknya. Tidak bisa diungkapkan kata-kata. Ada juga Frans yang baiknya minta ampun. Dia ini suami-able sekali. 

Alur ceritanya campuran. Beberapa bab awal diambil dari masa kini, kemudian ada bagian-bagian flashback yang disesuaikan dengan plot cerita, lalu kembali lagi ke masa kini. Ceritanya dibawakan dari sudut pandang orang ketiga, kecuali bagian prolog & epilog.

Gaya penceritaan Kak Evi di sini juga nyaman di baca, kalimat-kalimatnya rapi dan lugas. Hanya saja, ada beberapa bagian flashback yang narasinya sangat panjang, sampai beberapa halaman tanpa dialog. Aku bacanya juga jadi merasa datar aja.

Secara keseluruhan, cerita di novela ini cukup bikin aku pengin marah-marah. Seperti di testimoninya, novela ini memberikan gambaran bahwa dalam pernikahan itu perlu kematangan.




Read More >>>
 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea