Kamis, 14 September 2017

[REVIEW + BLOGTOUR] The Sun is Also a Star - Nicola Yoon

Diposting oleh My Booklicious di 05.47

Judul: The Sun is Also a Star
Penulis: Nicola Yoon
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penyunting: Selsa Chintya
Desain Sampul: Irene Ritonga
Layout Sampul: @teguhra
Penerbit: Penerbit Spring
Tahun Terbit: April 2017
ISBN: 978-602-60443-6-5

BLURB

Natasha : Aku seorang gadis yang hanya percaya pada sains dan fakta. Peduli setan dengan takdir, atau cita-cita yang tak akan pernah jadi nyata. Aku jelas-jelas bukan jenis gadis yang bisa jatuh cinta pada seorang pemuda yang kutemui secara acak di jalanan Kota New York. Belum lagi ketika keluargaku akan dideportasi kembali ke Jamaika dalam hitungan dua belas jam. Jatuh cinta, tidak akan pernah menjadi bagian dalam kisahku.

Daniel : Aku selalu menjadi anak yang baik, siswa yang baik, menjalani ekspektasi orangtuaku yang tinggi. Tidak pernah menjadi pemimpi, apalagi penulis puisi. Tapi saat aku melihat gadis itu, aku melupakan semuanya. Sesuatu tentang Natasha membuatku berpikir bahwa takdir memiliki sesuatu yang luar biasa... bagi kami berdua.

***

"Aku tidak suka hal-hal yang sifatnya sementara dan tidak dapat dibuktikan, dan cinta romantis adalah sesuatu yang sifatnya sementara dan tidak dapat dibuktikan." (Natasha, hal. 13)

Natasha, anak pertama dari sebuah keluarga asal Jamaika yang tinggal di New York secara ilegal. Keluarga mereka akan segera dideportasi. Karenanya, sejak pagi, saat adiknya sibuk bersiap untuk pindah, Natasha sudah keluar rumah, pergi ke Kantor Pelayanan Kewarganegaraan dan Keimigrasian Amerika Serikat (KPKKAS). 

Status imigran gelap mereka terungkap saat ayah Natasha mengemudi dalam keadaan mabuk. Beruntungnya, setelah yang percakapan menguras emosi, Natasha diberi alamat kantor Pengacara Fitzgerald yang mungkin bisa membantunya. Hanya itu satu-satunya kesempatan yang dimiliki Natasha.

Daniel, anak kedua dari sebuah keluarga berdarah Korea. Kakaknya Daniel, Charles, selalu jadi yang terbaik, calon dokter dari Harvard. Namun, kejutan menimpa keluarga Daniel ketika kakaknya 'dipulangkan' oleh pihak kampus. Lalu, tekanan berpindah pada bahu Daniel.

Kemudian mereka bertemu. Hari itu, Daniel harus mengikuti wawancara bersama alumnus Universitas Yale. Namun, ia menaiki kereta yang dikemudikan masinis 'aneh'. Ia segera turun di pemberhentian. Saat itulah Daniel melihat seorang gadis tengah berjalan di trotoar sambil memejamkan mata, telinganya mengenakan headphones pink yang mencolok. Sesuatu mendorongnya untuk mengikuti gadis itu--menuju toko piringan hitam, Second Coming Records.

Pertemuan pertama sekaligus perkenalan mereka terjadi di Second Coming Records. Gadis itu adalah Natasha. Saat itu, Natasha sedang menunggu jadwal bertemu Si Pengacara. Setelah berkenalan, kemudian ada aksi penyelamatan, dan perbincangan panjang di sebuah kafe, Daniel semakin tertarik pada Natasha. Bahkan meskipun Daniel tahu bahwa Natasha tidak percaya pada cinta.

Sayangnya, pertemuan Daniel-Natasha sementara harus diakhiri untuk keperluan masing-masing. Namun Daniel mengambil keputusan ekstrem itu: menjadwal ulang wawancaranya agar bisa lebih lama bersama Natasha.

Daniel belum tahu kalau Natasha akan dipulangkan ke negaranya. Bahkan setelah keduanya merasa nyaman satu sama lain, waktu mereka untuk bersama nyaris habis, direnggut sebuah aturan.

Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? Apa Natasha berhasil mendapatkan izin untuk tetap tinggal di AS? Lalu, apa Daniel berhasil meyakinkan Natasha tentang cinta dan membuatnya jatuh cinta secara ilmiah?

"Bagaimana mungkin kau bisa memercayai sesuatu yang bisa berakhir dengan begitu mendadak, seperti saat sesuatu itu bermula?" (Natasha, hal. 71)

***


"Bagaimana kalau aku memberitahumu bahwa aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku secara ilmiah?" (Daniel, hal. 94)

Novel The Sun is Also a Star ini memberi kisah roman dengan cara berbeda, bahwa ketertarikan tidak hanya ditimbulkan oleh fisik, tapi juga dari pemahaman dan cara berpikir. Dua remaja cerdas yang jadi tokoh utama membuat cerita ini jadi tidak berlebihan.


Plotnya rapi, penggunaan sudut pandang dan pembagian bab-nya juga unik. Jika judul bab menggunakan nama Natasha, maka bagian itu menggunakan PoV Natasha. Begitu pula dengan Daniel. Namun, ada bagian-bagian tertentu, berisi penjelasan banyak hal (misalnya tentang asal-usul nama keluarga Daniel, tentang istilah 'irie' di Jamaika, atau tentang gaya rambut Amerika-Afrika) yang itu diceritakan dengan PoV ketiga.

Karakter tokoh-tokohnya begitu kuat. Natasha dan Daniel, sama-sama remaja tangguh yang sanggup memikirkan berbagai hal dan urusan jangka panjang, bukan hanya yang sibuk main dan jalan-jalan. Ayah Natasha yang bisa dibilang 'egois', sibuk memikirkan mimpinya. Ibu Natasha yang cukup realistis. Kemudian Keluarga Daniel yang bisa kukatakan 'menyebalkan' dan cukup rasis. 

"Aku mengerti ketakutannya. Siapa diri kita kalau bukan produk dari orangtua kita dan sejarah mereka?" (Natasha, hal. 165)

Dialog Daniel-Natasha ini seringnya membuat greget, lucu, dan manis. Bahkan, narasinya banyak mengandung kalimat filosofis dan mengaduk emosi. Di bagian awal saja aku sudah menitikkan air mata membaca kisah perjuangan Natasha agar tidak dideportasi. Tidak heran kalau untuk menyelesaikan buku ini butuh suasana santai dan waktu yang luang.


"Apa kau tahu bagaimana rasanya tidak diterima di mana pun?" (Natasha, hal. 33)

Ini pertama kalinya aku membaca karya Nicola Yoon, dan aku suka sama gaya kalimatnya. Selain itu, aku juga baru pertama kali membaca novel terbitan Spring. Terjemahannya rapi, pantas kalau selalu jadi rekomendasi, begitu pun dengan novel ini. Kalimat-kalimatnya baku dan sesuai dengan konten novelnya yang memang cukup menguras pikiran. Rasanya akan aneh kalau kalimat-kalimat filosofis dibahasakan dengan bentuk 'alay' dan kekinian. :D Oh, dan jangan lupakan covernya yang aduhai cantik sekali. <3 <3

Pokoknya, novel ini tidak hanya tentang roman, tapi juga tentang ilmuwan dan penyair yang berbagi pemahaman mereka tentang banyak hal lewat banyak kejadian, temtang harapan dan kenyataan, realis dan penuh angan, egois dan empati. All in one.

"Kalian para penyair sangat terobsesi pada bintang ... tapi kenapa tidak ada lebih banyak puisi tentang matahari? Matahari juga sebuah bintang, dan itu bintang kita yang paling penting." (Natasha, hal 203)

Kalau butuh bacaan yang bikin kaki menapak di bumi, novel ini bisa jadi alternatif kalian. 😊😊

~~~~~~~ GIVEAWAY TIME ~~~~~~~


Holaaa!!!

Ada kabar gembira untuk kalian yang penasaran sama novel ini. Kenapa? Karena Penerbit Spring akan memberikan novel ini secara gratis.

Caranya, cukup kunjungi tiap blog host dan kumpulkan setiap kepingan puzzle-nya. Rules lengkap giveaway ada di Fanpage Penerbit Spring setelah jadwal blogtour ini selesai. Jadi, jangan lupa follow fanpage-nya dan pantengin postingannya.

Ini dia kepingan puzzle yang harus kalian kumpulkan dari blog ini:




Semoga beruntung!!!




3 komentar:

Unknown mengatakan... Balas

😊👍

Kitty mengatakan... Balas

Ternyataaaa... judul buku ini mengambil dari quote kece yang diucapkan tokoh utama perempuannya ya ^^

Wahyu Bercerita mengatakan... Balas

Kak, kalo boleh tau. Beli novel yang versi bahasa dimana ya?? Soalnya cari di gramedia dikota tdk ada. Mohon bantuannya. Terimakasih 🙏

Posting Komentar

 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea