Kamis, 11 Januari 2018

[REVIEW] (Im)Perfect Serenade - Irene Dyah

Diposting oleh My Booklicious di 11.02

Judul: (im)Perfect Serenade (Love in Verona)
Penulis: Irene Dyah
Desain Sampul: Orkha Creative
Desain Isi: Nur Wulan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2017
ISBN: 978-602-03-6104-8

BLURB

"Setiap perjalanan pasti butuh kata pulang, dan pulang bagimu saat ini adalah kepadaku, kepada yang kita bangun bersama enam tahun terakhir."

Kalimat itu barangkali menggetarkan hati sebagian orang. Namun bagi Seren, permohonan romantis dari suaminya terdengar seperti lelucon di siang bolong. Bagaimana tidak? Dia sedang menikmati masa terbaiknya bekerja di Juliet Club dan tinggal di kota secantik Verona! Ditambah bonus tampan nan sulit ditolak bernama Aris Zanetti, pria idaman berkualitas 4B (bibit, bebet, bobot, bule) yang masih terlihat macho meski tengah menggenggam pink gelato.

Lagi pula, bukankah suaminya pun sedang bersenang-senang bersama si Kuku Merah? Mau hancur ya hancur saja sekalian.

Tapi, apa kata dunia nanti, bila seorang ikon wanita bercitra kisah cinta sempurna seperti Serenade Sukma, terbukti gagal membina rumah tangga? Bisa kiamat dunianya.

Apakah kencan nakal serta pesona tanah Sabang bisa membantu menyelesaikan perkara? Bisakah Seren mencantumkan happy ending laiknya “Romeo-Juliet” versi Pakistan? Atau jangan-jangan, kisah cintanya berakhir tragis seperti legenda Romeo-Juliet di Verona?

***

"Cinta adalah alibi magis untuk semua hal-hal bodoh." (hal. 1)

Serenade Sukma, seorang novelis, writer provider, dan pengelola situs Serendipity.com. Seperti yang ada di blurb, Seren ini telah bersuami, yaitu Bansar Zulfikar. Laki-laki berdarah Aceh yang rajin ibadah, punya prinsip kuat (kecuali di bagian 'tergoda Si Kuku Merah'), dan irit bicara.

Seren yang dari profesinya dianggap sebagai public influencer itu mendapat undangan proyek Wisata Kota Cinta. Mendapati kenyataan pahit diselingkuhi suami bukan hal mudah. Maka, Seren yang sedang butuh waktu untuk sendiri akhirnya menerima undangan proyek itu. Seren akan tinggal beberapa waktu di Verona dan berkewajiban untuk mempromosikan perjalanan serta wisata di kota itu.

Di Verona-lah Seren kemudian berkenalan dengan Aris Zanetti, penulis tampan sekaligus pemilik library-cafe Book-Me. Kalau Bansar tipe yang tidak banyak bicara, Aris justru sebaliknya. Dia tipe laki-laki yang harus diwaspadai karena gombalannya. Namun, Aris juga punya nilai plus. Dia sangat suka anak-anak. Buku-buku di Book-Me pun kebanyakan adalah buku anak. Tau lah, ya, gimana menariknya seorang laki-laki matang yang berinteraksi dengan anak-anak? Hmmmm...

Setelah mengenal Aris, Seren jadi lebih sering bersama laki-laki itu. Aris yang menunjukkan keramahan dan perhatian khas pria Italia akhirnya mampu membuat Seren meleleh. Masalah rumah tangganya pun kian larut karena Seren menghindar dari sang suami.

Akankah kedekatan dengan Aris akan menjadikan Seren seperti Bansar yang berani mengkhianati pasangan? Lalu, bagaimana pula reaksi Bansar saat tahu Seren ingin tinggal lebih lama di Verona? Bagaimana pula nasib rumah tangga Seren-Bansar yang telah terbina enam tahun lamanya?

***

Prolog novel ini dibuka dengan satu paragraf unik. Paragraf yang cuma punya 1 tanda titik di akhir. Bisa-bisanya paragraf sepanjang empat belas baris itu cuma pakai 1 tanda titik. Wow sekali, kan?

Kemudian, ada cerita tentang Juliet Club. Eittsss... ini bukan kelab yang isinya meja bar sama tempat joget-joget itu, ya.

Juliet Club ini tempat para 'Sekretaris Juliet' melakukan tugasnya untuk membalas berbagai surat yang datang untuk Juliet di Verona. Para Sekretaris Juliet ini merupakan sukarelawan dari berbagai kalangan usia dan profesi. Seren, 'Si Tokoh Wanita' di novel ini, adalah salah satu sukarelawan itu.

Bagian awal yang cukup menarik, kan?

"Kalau sudah tidak ada lagi pilihan yang baik tersedia, dia harus membuatnya." (Aris, hal. 119)

Selanjutnya, ada beberapa poin yang kucatat tentang novel ini. Aku menyukai konfliknya yang berpusat hanya di satu inti, yaitu tentang perselingkuhan. Ini salah satu nilai plus untuk memfokuskan pembaca.

Untuk karakter tokohnya, aku merasa Aris paling menonjol di sini. Makanya, sepanjang jalan ceritanya, meskipun kurang suka sama cowok tukang gombal, tapi aku tertarik sama sikap Aris. Gombal-gombal gitu, dia perhatian dan di satu waktu malah bisa bijak banget.

Bansar, meskipun tidak banyak muncul di adegan, tapi karakternya bisa terlihat dari isi chat-nya. Irit banget. Sedangkan Seren, pas di Verona dia malah seperti bukan aslinya. Caranya bersikap menunjukkan kalau dia sedang punya beban pikiran, masalah yang dia 'pura-pura' abaikan. Aku lebih suka Seren di bagian akhir. Lebih fresh, lebih hidup.

Kisahnya sendiri diceritakan maju-mundur dengan gaya penulisan khas Kak Irene yang sederhana, lepas, dan blak-blakan. Alur campuran ini bikin gregetnya awet. Kejutannya pun ngena. Ketika sudah di bagian ending, rasanya gak puas. Kayak kurang panjang aja gitu. 😂😂

Nah, soal setting, kalau biasanya akan banyak bumbu wisata atau sejarah kota, ini sebaliknya. Menurutku, dibanding tiga novel seri ATWWL Kak Irene di batch sebelumnya, bahasan wisata di novel ini memang lebih sedikit. Namun, Verona tetap terasa menarik dengan gembok-gembok cinta dan--tentu saja--Juliet Club.

Mau ikut merasakan greget sama kisah tak sempurna milik Seren? Segera jemput novelnya di TB kesayangan kalian, ya. Jangan lupa juga untuk lengkapi semua serinya. 



 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea