Selasa, 08 Mei 2018

[REVIEW] The Lady Escort - Kinanti WP

Diposting oleh My Booklicious di 07.42

Judul: The Lady Escort
Penulis: Kinanti WP
Editor: Nurul Fatonah
Desain Cover: A.A Effendhy
Layouter: Agus Firmansyah
Penerbit: Kubus Media
Tahun Terbit: 2018
ISBN: 978-602-6731-10-4

BLURB

Jani tak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk kembali ke Indonesia justru mendorongnya untuk terjun ke profesi yang tak pernah ia bayangkan. Meski awalnya hendak menolak, namun pesona pria itu justru membuat Jani setuju untuk menjadi kekasih bayaran.

Tama Tjitro tak pernah menduga bahwa untuk mendapatkan hak asuh atas anaknya dia harus mencari perempuan untuk menjadi pasangannya. Namun, begitulah wasiat sang mantan istri. Setelah lama tak pernah akrab dengan wanita, Tama harus menyewa seorang Lady Escort untuk memperdaya semua orang.

Namun, bagaimana bila kebersamaan itu justru membuat mereka jatuh dalam jebakan takdir cinta?

***

"Kalau memang kamu cinta sama perempuan itu nggak ada yang nggak mungkin." -J (hal. 67)
"Been there, done that, and ended pretty bad." -T (hal. 67)

Kalian tahu tentang lady escort? Aku sih enggak. Makanya, beruntung banget bisa baca TLE. Di novel ini, aku mendapatkan gambaran umum yang menjelaskan tentang lady escort. Ternyata intinya, semacam 'pendamping bayaran' gitu. Itulah yang 'terpaksa' dilakukan oleh Jani: menjadi pasangan bayaran Tama, dengan kontrak selama sebulan.

Bagi Jani, sulit mencari cela pada sosok Tama. Lelaki itu memang husband material. Cerdas, perkerja keras, mapan, tampan, perhatian, dan jauh dari kata sombong. Menjadi 'pasangan bayaran' untuk Tama bukan suatu hal yang menyulitkan.

Sandiwara Jani dan Tama berjalan mulus. Saking mulusnya, ibunda Tama yang biasa rewel pun jadi tidak berkutik. Sosok Jani yang santun dan bersahabat sangat layak menjadi menantu keluarga Tjitro, sekaligus ibu bagi putra Tama, Adrian.

Namun, gimana jadinya kalau keluarga besar Tama tau bahwa Jani hanya pendamping bayaran? Apa yang akan terjadi dengan kontrak Tama-Jani kalau keduanya terlengahkan oleh rasa nyaman? Gimana juga dengan masa lalu Jani yang masih menghantui hingga ia sulit meraih kebahagiaannya sendiri?

***

"Semua orang pasti pernah mengalami masa gelapnya masing-masing, tapi selalu ada cara untuk melewatinya." (hal. 52)

Novel TLE ini punya ide yang sederhana dan terbilang umum: pasangan bayaran. Yang membedakan adalah, dalam novel ini muncul istilah 'lady escort' untuk pasangan bayaran tersebut.

Kisahnya sendiri minim konflik. Perkenalan dan perkembangan hubungan antartokohnya secara keseluruhan terlihat cepat dan mudah. Sejak awal, kedua tokoh utamanya akur, pasangan husband-wife material yang saling pengertian.

Enggak bohong kalau aku bilang bacanya bikin senyum sendiri. Bagian yang bikin dug-dug-ser justru terasa padat menjelang akhir. Namun, tenang. Tetap ada penyelesaiannya kok, meskipun menurutku kurang mendetail.

Ceritanya menggunakan alur maju dan dibawakan dari sudut pandang ketiga. Penceritaannya enak banget. Selain bahasanya mengalir, kalimat narasinya juga simpel dan enggak banyak basa-basi. Hanya saja, ada penggunaan pronomina persona yang enggak konsisten, misalnya: kadang saya, kadang aku.

Aku juga suka dengan profesi tokohnya. Tama yang seorang arsitek, dan Jani yang sudah master di bidang fotografi. Dua profesi itu menurutku cukup menarik. Apalagi kemampuan fotografi Jani juga menyatu ke dalam cerita. Jadi, kesannya enggak sekadar tempelan.

Untuk tata tulis, aku menemukan beberapa kata yang enggak baku, misalnya:
  1. terlanjur, harusnya telanjur;
  2. sekedar, harusnya sekadar;
  3. menghembuskan, harusnya mengembuskan; dan
  4. frustasi, harusnya frustrasi.


Secara keseluruhan, TLE ini novel debut yang udah oke kok. Kisahnya yang ringan cocok banget untuk mengisi waktu luang.



 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea