Selasa, 09 Mei 2017

[REVIEW] Misteri Cinta Kamar 313 - Arif YS

Diposting oleh My Booklicious di 13.18

Judul: Misteri Cinta Kamar 313
Penulis: Arif YS
Desain sampul: Isran Febrianto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2016
ISBN: 978-602-03-2525-5

BLURB

Bayu Lesmana adalah sosok yang gigih dan bertekad ingin memberantas tindak korupsi di perusahaannya. Setelah dilantik sebagai Manajer Auditor, ia pun langsung beraksi membongkar kecurangan oknum-oknum pegawai nakal yang terindikasi melakukan praktik penggelapan uang di perusahaan tempatnya bekerja. Benih penegakan keadilan mulai bersemi, namun kegigihan itu berbuah kebencian bagi mereka yang terendus. Langkah Bayu pun terhenti oleh skenario dan konspirasi jahat oknum-oknum tertentu yang licik dan licin. Bayu terjebak dalam sebuah rekayasa yang kemudian menyeretnya terlibat kasus pembunuhan, sehingga ia mendekam di balik jeruji besi. Mampukah Bayu menguak fakta dan menegakkan keadilan? Berhasilkah ia membuktikan dirinya tak bersalah hingga bebas dari segala tuduhan?

*** 

"Jangan tergiur kepada gemerlapnya dunia. Jabatanmu jangan kamu perjualbelikan. Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Ingat bahwa apa pun yang kamu lakukan bakal dimintai pertanggungjawaban." (Hal. 4)

Novel Misteri Cinta Kamar 313 menceritakan tentang perjuangan seorang Bayu Lesmana. Bayu adalah manajer auditor yang begitu gigih menguak berbagai kasus korupsi di perusahaannya. Namun, kegigihan Bayu berujung pada kebencian dari orang-orang yang merasa terancam, hingga lahirlah sebuah konspirasi untuk memfitnah dan menjebloskannya ke penjara. 
 
Novel satu ini cukup membuatku tertarik, baik dari judul, desain sampul, maupun blurb-nya. Alapagi ide ceritanya yang mengisahkan perjuangan dalam memberantas korupsi. Aku jadi berekspektasi tentang kisah yang banyak kejutan, menegangkan, sekaligus penuh teka-teki. Sayangnya, setelah membaca beberapa bagian, aku merasa kurang puas. Mungkin karena ekspektasiku yang terlalu tinggi.

Jika aku membayangkan akan banyak menemukan teka-teki dan merasa terpancing untuk memecahkannya, maka novel ini tidak demikian. Para dalang konspirasi yang biasanya diungkap di akhir justru sudah dimunculkan sejak awal. Ibaratnya, pembaca tidak hanya melihat sisi putihnya, tapi juga sisi gelapnya. Pembaca hanya menjadi penonton. Jadi, buatku novel ini malah memberikan kesan yang datar. Alur ceritanya mudah ditebak, sehingga meskipun menceritakan kisah berbau kriminal, efek menegangkannya jadi kurang.

Penyampaian ceritanya sebenarnya cukup lancar. Hanya saja ada beberapa bagian yang tidak terlalu berpengaruh, tapi justru dijelaskan begitu panjang. Misalnya saat Bayu memimpin rapat. Pada bagian itu, perkataan Bayu saat membuka rapat ditulis dalam dialog yang cukup panjang. Padahal itu hanya pembukaan. Sebaliknya, bagian inti rapat, saat Bayu membahas ‘orang-orang nakal’ yang harus diawasi, malah dijelaskan dengan narasi yang pendek dan tidak mendetail.

Selain itu, penyebutan tahun 2008 dimasukkan ke dalam paragraf yang menyebutkan bahwa Bayu diangkat menjadi manajer auditor PT Anugerah Jaya sejak tahun tersebut. Awalnya aku mengira itu hanya awal pengangkatan, sedangkan seting berbagai kasus pada novel ini sudah masuk 2015 atau 2016. Namun rupanya, tahun tersebut juga menjadi bagian latar waktu kisah Bayu ini. Terbukti, di beberapa bagian akhir dituliskan keterangan waktu selanjutnya, misalnya ‘lima tahun kemudian (2014)’. Mungkin akan lebih jelas kalau setingnya disebutkan dengan detail sejak awal, misalnya dengan pemberian keterangan ‘Jakarta, 2008’, Sehingga keterangan seting yang muncul di bagian akhir tidak terkesan tiba-tiba.

Untuk novel yang mengangkat cerita tentang korupsi, novel ini juga sudah mencantumkan berbagai informasi hukum, seperti pasal-pasal terkait dan istilah-istilah yang digunakan dalam persidangan. Namun, aku tetap merasa ada bagian yang tanggung, misalnya beberapa nama oknum yang hanya menggunakan inisial dan pertanyaan untuk saksi di bagian persidangan. Pada salah satu adegan persidangan, saksi ditanya mengenai suatu kejadian, namun pertanyaannya yang kurang lengkap, yaitu “apakah pada hari... tanggal... jam... “ (hal. 354). Penggunaan titik-titik itu membuatku merasa aneh saat membaca, karena otomatis aku akan mengisi hari, tanggal, dan jamnya sesuai kehendak sendiri, padahal harusnya disesuaikan dengan kejadian yang ada.

Tapi, dari keseluruhan kisah Bayu ini, aku cukup puas dengan ending yang dipilih. Penutupnya menyiratkan bahwa perjuangan menegakkan keadilan belum berakhir. Satu kasus selesai, masih banyak kasus lain yang menunggu. Dan yang perlu diingat adalah, selalu ada orang-orang yang tidak suka saat tirai kebenaran mulai terbuka. Selalu ada kebencian sekaligus ketakutan dari orang-orang yang mulai tercium busuknya, dan mungkin ada hati yang iri atas kesuksesan dalam menjalankan tugas. Semuanya menuntut kita untuk waspada.
 
Buat kalian yang tertarik dengan kisah kasus korupsi dan para oknum penghambat keadilan, kalian bisa baca buku ini.





 
 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea