Kamis, 03 November 2016

[REVIEW] Rewrite - Dirsta Alifia

Diposting oleh My Booklicious di 21.12

Judul Buku: Rewrite
Penulis: Dirsta Alifia
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2016
ISBN: 978-602-02-9546-6

BLURB


"Sejauh apa pun aku menghindar, ternyata, langkah-langkahku selalu terarah padamu."

Saras Widjaya, seorang perempuan yang harga dirinya lebih tinggi dari langit ke tujuh, berusaha menepis segala rindu yang ia punya pada sang mantan kekasih.

Gilang Ranggala, yang pandai menerbangkan pesawat dan juga harapan Saras, tak pernah tidak menyesali perbuatannya satu tahun lalu. Emosi yang begitu meledak, juga kata-kata yang tak seharusnya ada, membuat hubungan yang sudah mereka bangun tiga tahun runtuh begitu saja.

Namun, sekuat apa pun Saras menyangkal, ia tetap tak bisa menghindari bayang-bayang Gilang. Sedalam apa pun Gilang menyesal, ia sudah kehabisan cara meyakinkan Saras.

Dalam diam, mereka berharap.
Semoga kisah ini dapat ditulis ulang dengan akhir yang paling baik untuk mereka berdua.


***

Dariku...

Saras telah berpisah dengan Gilang lebih dari setahun yang lalu. Namun waktu tak bisa begitu saja mengubur perasaan keduanya. Saras dipertemukan kembali dengan Gilang saat status mereka telah berbeda, namun dengan perasaan yang masih sama.

Saras bertemu Gilang pertama kali pada pernikahan Gita, empat tahun yang lalu. Setelah beberapa bulan saling mengenal, status mereka berubah menjadi sepasang kekasih. Meski Saras dan Gilang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, namun keduanya selalu menyempatkan bertemu saat Saras senggang atau Gilang sedang tidak ada jadwal penerbangan. Sesekali mereka memang bertengkar kecil karena sifat cemburuan Gilang, namun Saras dapat memahami itu. Hubungan keduanya menjadi terlihat seperti hubungan yang ideal. Belum lagi keluarga Saras dan Gilang juga sama-sama mendukung.

Namun badai tak pernah mati. Hanya saja, ia selalu datang di waktu yang tepat. Menerjang, menghancurkan. Hubungan yang mereka jaga selama tiga tahun, yang mereka kira akan berlanjut hingga ke pelaminan, malah kandas di tengah jalan. Emosi Gilang yang meledak-ledak menjadi pemicunya, hingga keluarlah kalimat yang tak seharusnya terucap. 

Lalu, saat keduanya dipertemukan kembali, Gilang bertekad untuk mendapatkan kembali hati Saras. Kesempatan demi kesempatan menghampiri Gilang, dan setiap kesempatan itu sama sekali tak disia-siakannya. Kebaikan dan segala pengorbanan Gilang, juga gombalan-gombalannya, tak bisa Saras lupakan begitu saja. Apalagi saat mereka sama-sama berada di London, Gilang mengajak Saras jalan-jalan ke berbagai tempat, mencoba menciptakan hal-hal manis untuk menggantikan kenangan pahit setahun yang lalu. Namun kedekatan mereka tak serta-merta membuat Saras begitu saja menerima saat Gilang memintanya kembali. Di satu sisi, ia memang masih menyayangi Gilang, namun di sisi lain, ia juga belum siap menjalin hubungan lagi dengan Gilang. Ia takut akan terluka lagi.

Hingga akhirnya, di tengah kegamangannya, perbincangan dengan Gita membuat Saras sadar bahwa ia sebenarnya tak siap jika harus kehilangan Gilang. Sayangnya, kesadaran itu datang saat sesuatu yang buruk terjadi menimpa Gilang.

Bahwa hal terburuk dari suatu pengharapan yang tinggi adalah, ketika harapan itu tidak tercapai, sang pemimpi hanya akan bisa terjatuh tanpa bisa kembali utuh. (Hal. 83)

***

Novel Rewrite menjadi novel pertama Dirsta yang diterbitkan. Sebelumnya, novel ini lahir dan tumbuh di salah situs kepenulisan Wattpad, hingga akhirnya berhasil naik cetak. Meskipun pernah membacanya di Wattpad, namun kisah Saras dan Gilang cukup membuatku ketagihan hingga memutuskan untuk membeli versi cetaknya. Di usia yang terbilang sangat muda, kemampuan Dirsta dalam membuat alur cerita Rewrite ini patut diacungi jempol. 

Cerita diawali dengan pertemuan kembali Saras dan Gilang setelah satu tahun berpisah. Alurnya yang dibuat maju-mundur membuat pembaca harus berkonsentrasi untuk membedakan adegan yang sedang dialami dengan adegan kilas balik. Penulis dengan cermat menyelipkan kilas balik sebagai proses mengenang yang dialami kedua tokoh utamanya. Oleh karenanya, meskipun kisah ini diawali dengan status Saras dan Gilang yang sudah berpisah, namun rasa penasaran kita akan perkenalan mereka dan saat mereka masih bersama akan terjawab dengan sendirinya. Bahkan alasan mereka berpisah pun tak dijelaskan di awal, malah diselipkan di bagian yang memang mendukung untuk kilas balik perpisahan mereka. Menurutku, ini salah satu hal yang membuat cerita Rewrite tidak terlalu datar.

Sudut pandang cerita pun dibuat bergantian antara Saras dan Gilang. Saras memanggil dirinya dengan 'aku' dan Gilang dengan 'gue', dan itu cukup membuat pembaca ikut merasakan emosi dari keduanya. Saat pertama membaca novel ini di wattpad dan mengetahui POV-nya dibuat bergantian, aku langsung teringat pada Ale dan Anya pada 'Critical Eleven' Ika Natassa. Dan itu membuatku lagi-lagi memuji penulisnya.

Karakter tokohnya tak dijelaskan di awal. Pembaca dapat menyimpulkan sendiri dari setelah membacanya bagian demi bagian. Saras digambarkan sebagai sosok yang penuh semangat, ramah dan anggun. Keketusannya hanya berlaku saat menghadapi Gilang. Sedangkan Gilang menjadi sosok begitu diidamkan. Kebaikannya, keramahannya, juga gombalan-gombalan yang tidak berlebihan membuatnya menjadi tokoh favoritku di novel ini. Selain itu, ada Gita, sahabat Saras, yang begitu setia kawan dan selalu memberikan saran sekaligus dukungan untuk Saras. Ada juga Yudha, adik Gilang, dan Kirana, adik Saras. Dua-duanya supel dan sama-sama jahil. Kehadiran masing-masing tokoh pendukungnya terasa wajar dan tidak berlebihan.

"Satu lagi yang bisa bikin aku tenang. Senyum kamu. Because it feels like home, Saras. Senyum kamu selalu bikin aku ingat, di mana pun aku berada, aku selalu punya tempat untuk istirahat. Tempat untuk pulang." (Hal. 60)

"Berapa tiketnya?"
"Gratis."
"Ngaco deh."
"Serius, Saras. Tiket ini gratis buat perempuan cantik." (Hal. 113)

"Nggak capek apa nungguin dari tadi?"
"Nggak tuh. Kan aku udah pernah bilang. Setiap lihat kamu, capeknya hilang." (Hal. 118)

Hal yang perlu disayangkan adalah terdapat kesalahan nama, Om Yudha (hal. 26) merujuk pada ayah Gilang, harusnya Om Rashid, dan terdapat kesalahan pengetikan. Namun hanya beberapa sehingga tidak terlalu mengganggu proses membaca. 

Secara keseluruhan, novel ini termasuk novel dengan penyajian yang apik dan menarik untuk dibaca. Thumbs up for Dirsta.

1 komentar:

Siti Faridah mengatakan... Balas

Salam kenal ya. Nice review nih. Aku juga udah baca novel ini dan aku juga suka dengan novel ini.

Posting Komentar

 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea