Rabu, 17 Mei 2017

[IRRC 2017] Update Post: Wrap Up Januari—April 2017

Diposting oleh My Booklicious di 12.25 1 komentar


Hai... Hai... Hai...
Aku datang lagi, nih, tapi bukan untuk posting review atau berbagi tips, ya. Kali ini, aku datang untuk bayar utang (tapi gak langsung lunas). Nah, lho! Utang apa, hayo?

Seperti yang dijelaskan pada postingan bulan Januari lalu, aku mengikuti Indonesian Romance Reading Challenge (IRRC) 2017 dari dua host ketje, Kak Kiky dan Kak Asri. Nah, bulan ini ada tugas buat peserta, yaitu untuk membuat update post dan wrap up challenge selama bulan Januari sampai April 2017.

Kalau boleh sedikit curhat, tahun ini adalah kali pertama aku mengikuti challenge dunia perbukuan, termasuk challenge di Goodreads dan IRRC ini. Jadi, bisa dikatakan bahwa aku benar-benar merasa tertantang. Saking tertantangnya, di IRRC ini aku pasang target 50 buku, lho. Mungkin karena ini genre favoritku juga sih, makanya berani pasang angka segitu. Coba kalau genre lain... πŸ˜‚πŸ˜‚

Nah, terus gimana nih progress baca untuk IRRC sampai bulan ini? Yaaah, gak ada jalan yang sepanjangnya bakal mulus. Termasuk jalan untuk baca buku. Adaaa aja cobaannya. Target per bulan gak selalu terpenuhi. Ada kalanya mendadak sibuk, ada juga pas gak sibuk tapi semangat drop sampai namatin satu novel aja susah banget.

Targetku baca 5 novel per bulan ternyata belum tercapai. Kalau tercapai, harusnya sampai akhir April ada 20 novel romance yang kubaca. Tapi, nyatanya sampai akhir April aku baru baca 18 novel romance untuk IRRC. Itu pun masih ngutang beberapa review. T__T

Sedih, sih. Tapi kukembalikan ke niat awal, bahwa aku ikut IRRC ini bukan sebatas untuk menghabiskan beberapa TBR, melainkan juga untuk mengasah kemampuan me-review. Beberapa buku malah sudah kubaca sebelumnya namun belum kubuat review-nya. Jadinya baca ulang, deh. Setidaknya dengan ikut IRRC ini, aku punya tuntutan untuk me-review setiap buku yang kubaca. Untuk newbie sepertiku, pencapaian sejauh ini rasanya sudah cukup memuaskan. Tinggal semangatku yang harus ditingkatkan dan mengurangi 'kemageran'. πŸ˜‚πŸ˜‚

Jadi, aku udah baca buku romance apa aja nih dari Januari sampai April 2017? Ini dia list-nya:


  1. Dublin - Yuli Pritania
  2. Frankfurt - Ninna Rosmina
  3. In Between - Angelique Puspadewi
  4. Heartwarming Chocolate - Prisca Primasari
  5. Lost and Found - Dy Lunaly
  6. Love Me Again - Indah Hanaco
  7. DΓ©essert - Elsa Puspita
  8. Love Cake - Jee (utang review -_-)
  9. The Playlist - Erlin Natawiria
  10. After Wedding - Pradnya Paramitha
  11. The Rising Star - Angelique Puspadewi
  12. Sweet Karma - Ayudewi
  13. Wedding Rush - Jenny Thalia F. (utang review -_-)
  14. Little Bit of Muffin - Aiu Ahra
  15. The Lost Bride - Ghyna Amanda
  16. Some Kind of Wonderful - Winna Efendi
  17. Love Is The End - Christina Tirta
  18. Stay with Me Tonight - Sofi Meloni
Link bookshelve IRRC 2017 di Goodreads: klik di sini

Bulan ini aku baru namatin 1 novel. Sedihnya... T_T
Tapi gimana lagi. Semangat lagi drop, persiapan buat wisuda juga bikin gak bisa fokus baca, padahal TBR di rak sama di scoop juga udah numpuk. Semoga setelah ini semangat baca nambah lagi dan TBR bisa dilibas sampai habis. :)))

So, buat kalian yang juga ikut IRRC 2017, ayo buat update post-nya. Buat yang belum ikutan, kalian masih bisa daftar lho. Cek aja master post host-nya di postingan Kak Asri (di sini) atau Kak Kiky (di sini).

Semangat baca dan salam literasi!





Read More >>>

Minggu, 14 Mei 2017

[REVIEW] Stay with Me Tonight - Sofi Meloni

Diposting oleh My Booklicious di 03.52 0 komentar

Judul: Stay with Me Tonight
Penulis: Sofi Meloni
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 978-602-02-6646-6

BLURB

Mereka bilang hubungan di atas tempat tidur dan cinta itu dua yang berbeda.
Katanya lagi hubungan intim bisa dilakukan dengan ataupun tanpa cinta.
Dengan cinta? Bullshits...!
Cinta itu hanya ada di cerita dongeng belaka, setidaknya itu yang kupercaya sampai aku bertemu dengannya....

Mungkin pertemuan kita diawali dengan cara yang salah dan mungkin juga pada dasarnya dua orang yang sama-sama terluka tidak seharusnya bersama. 
Pada akhirnya kita harus mengakui kalau kita adalah dua orang yang salah untuk satu sama lain. 

-Ayu-

*** 

"Tentu saja hanya uang yang membuatmu kembali." (Benny, hal. 74)

Ayu tidak menyangka hidupnya akan berjalan begitu dramatis. Keputusan sang ibu untuk menikah lagi telah mengubah segalanya. Ayah tirinya hanya bisa mabuk-mabukan dan menghabiskan uang yang diperoleh Ayu dengan susah payah. Sayang, ibunya telah dibutakan oleh cinta, hingga selalu menerima setiap perlakuan kasar suaminya.

Puncak perubahan kehidupan Ayu adalah saat ia nyaris dijual paksa oleh ayah tirinya. Ia merasa beruntung karena seorang laki-laki memberikan sejumlah uang pada ayahnya hingga ia pun dibebaskan. Namun, ia salah menduga. Nyatanya, laki-laki kaya itu juga hanya memanfaatkan Ayu untuk memuaskan hasratnya. Sejak saat itu, kehidupan Ayu benar-benar berubah.

Siang hari, Ayu bekerja paruh waktu di Bakery yang merangkap coffee shop, dan menjelang jam 10 malam pekerjaannya berpindah ke sebuah apartemen bernomor 1109. Kebutuhan uang untuk kuliah dan sang ibu yang sudah sakit-sakitan membuat Ayu terbiasa menjalani pekerjaannya. Bahkan Ayu selalu menolak segala bantuan yang ditawarkan Ditto, sahabat lamanya. Ia

Meski berhubungan hampir setiap malam, namun dua sejoli itu tak pernah menyinggung urusan pribadi satu sama lain. Ayu bahkan tidak mengetahui nama lelaki itu. Hingga kemudian kejadian di rumah sakit membuat keduanya saling mengetahui nama lawannya. Lelaki itu bernama Benny Kurniawan.

Mengetahui nama masing-masing membuat Ayu dan Benny bukan lagi sepenuhnya orang asing. Harusnya itu menjadi kabar baik, karena Ayu dan Benny menjadi lebih akrab seperti teman biasa. Namun perasaan yang mulai berubah justru menjadi awal bencana bagi keduanya.

Apa yang sebenarnya harus dilakukan saat dua orang yang sama-sama terluka dipertemukan? Apa mungkin bagi mereka untuk saling menyembuhkan, jika rasa ketakutan akan ditinggalkan selalu membayang?

***

"Hidup yang mengajarkan kalau aku tidak semestinya bergantung pada siapa pun selain diriku sendiri." (Ayu, hal. 120)

Wow. Itu kata pertama yang muncul di kepalaku saat selesai membaca bab pertama novel Stay with Me Tonight ini. Aku memang hanya membaca blurb-nya sekilas, dan tidak langsung lihat back cover-nya saat meminjam novel ini di iJak. Setelah membaca bab pertama itu, barulah aku cek bagian belakang cover-nya. Dan benar saja, di sana tertulis 'novel dewasa'. So, kalian mungkin paham kenapa aku mengatakan 'wow' di awal. πŸ˜‚πŸ˜‚

Ini kali pertama aku membaca karya Kak Sofi Meloni, dan aku merasa puas. Ide ceritanya menarik dengan tokoh utama wanita yang terpaksa menjadi 'teman tidur' bagi tokoh prianya. Luapan emosi yang tergambar dari cerita ini membuatku ingin banyak berkata kasar. Meski menceritakan pekerjaan Ayu, tapi novel ini bukan sebatas itu. 

Konflik yang ada di sini cukup beragam, tentang ibu Ayu yang dibutakan cinta, Benny yang memiliki luka lama, kehadiran sosok dari masa lalu, dan tentang ketakutan yang menciptakan sebuah keputusan salah. Semuanya berpadu dengan komposisi yang cukup. Dan aku senang karena meskipun memiliki unsur seksual, adegannya tidak banyak, penggambarannya tidak berlebihan, bahasanya juga cukup halus dan tidak membuat risih. Pembaca dapat tetap fokus pada alur cerita, bukan pada hal 'lain-lain'.

Ceritanya menggunakan POV 1 dan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, penceritanya adalah Ayu, dan bagian keduanya adalah Benny, kecuali di bab terakhir. Bagian pertama memang bercerita tentang kehidupan Ayu dengan kesedihannya, dan bagian kedua menceritakan akibat yang ditanggung Benny setelah keputusan yang diambilnya. Penggunaan sudut pandang ini memang sangat membantu menyampaikan emosi selama cerita berjalan. 

Kisah Ayu-Benny ini diceritakan dengan alur maju, namun ada juga beberapa bagian narasi yang merupakan kilas balik. Pada bagian pertama, ceritanya berjalan dengan tempo sedang, tidak terlalu cepat dan tidak juga terlalu lambat. Plotnya juga cukup rapi. Namun aku merasa bagian kedua berjalan lebih cepat. Mungkin karena ada selang waktu, sehingga beberapa bagian penting bukan diceritakan langsung saat terjadi, melainkan lewat narasi.

Secara keseluruhan, kisah Ayu-Benny ini cukup hidup dengan karakter yang dimiliki tokoh-tokohnya. Ayu merupakan sosok yang tegar dan agak keras kepala. Ia selalu mengandalkan dirinya sendiri untuk bekerja keras dan tidak suka dibantu atas dasar belas kasihan. Benny sendiri awalnya cukup menyebalkan. Luka lama membuatnya menjadi seseorang yang dingin dan tertutup. Kata-katanya pada Ayu juga terbilang kasar dan cukup 'nyelekit'. Selain dua tokoh utama itu, ada juga Ditto, sahabat Ayu dan Yuana, sahabat Benny. Keduanya memiliki sosok yang baik dan perhatian, dan kehadiran mereka sangat memengaruhi jalan cerita.

Novel ini benar-benar terasa dekat dengan kehidupan sekarang, dimana kadang orang-orang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan demi meraih sesuatu. Dan yang harus diingat adalah bahwa keputusan yang diambil atas dasar ketakutan akan hal tertentu bisa saja berakibat fatal dan menyisakan penyesalan berkepanjangan.

So, kalau kalian ingin baca novel ini, cari waktu yang lebih luang. Karena ini bukan tipe novel ringan yang akan membuat kalian haha-hihi tertawa sendiri. Sebaliknya, ini merupakan novel yang cukup menguras emosi dan kadang membuat kalian ingin marah-marah. Very recomended buat kalian yang suka novel romance dengan sisi sendu yang dalam.




Read More >>>

Jumat, 12 Mei 2017

[REVIEW] Love Is The End - Christina Tirta

Diposting oleh My Booklicious di 18.56 0 komentar

Judul: Love is The End
Penulis: Christina Tirta
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 978-602-02-7343-3

BLURB

Walau sudah lama tak bertemu, Naira tak sanggup melepaskan obsesinya terhadap Aidan Rahardja. Katakan saja norak, tapi Aidan memang cinta pertamanya. Katakan saja ini takdir, yang membuat mereka akhirnya berjumpa di kantor tempat Naira bekerja dengan jabatan sebagai atasan baru Naira. Sayangnya, bukannya membawa harapan baru, Aidan malah kembali membuat Naira patah hati dengan mengumumkan bahwa ia telah memiliki kekasih bernama Ami.Tidak tanggung-tanggung, kekasihnya adalah keponakan GM tempat ia bekerja sekaligus anak pemilik perusahaan.

Bobby, Kakak Ami, yang menjadi atasan Naira, membuat Naira semakin "gerah" dengan sifatnya yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada Naira. Tak hanya itu, Bobby seolah-olah menyimpan banyak rahasia dan melibatkan Naira di dalamnya. Merasa tak punya pilihan lain, Naira pun menjalankan tugasnya walau dengan perasaan kesal. Tugas-tugas membuat Naira merasakan sesuatu yang lain pada Bobbi. 

*** 

Naira mencintai Aidan sejak mereka masih mengenakan seragam putih-abu. Kisah permen rasa lemon dan perkenalan mereka di perpustakaan begitu membekas di hati Naira. Pertemanan mereka pun semakin dekat, apalagi mereka berkuliah di kampus yang sama. Sosok Aidan yang supel dan menyenangkan tentu membuat Naira semakin nyaman. Sayangnya, Naira tak bisa mengungkapkan perasaannya, bahkan sampai hari ketika Aidan menghilang.

Meski tahun demi tahun telah berlalu, perasaan Naira untuk Aidan belum mati. Naira masih memiliki potongan rambut bob berponi yang menurut Aidan cocok untuknya. Naira juga masih selalu menyimpan permen rasa lemon di sakunya. Maka, ia begitu kaget saat GM kantornya memperkenalkan dua orang baru: Aidan sebagai kepala divisinya dan Bobbi sebagai wakil GM.

Sama seperti Naira, Aidan juga luar biasa kaget saat melihat Naira di kantornya. Dia yang sempat kabur dan menghilang, kini harus menjelaskan segalanya pada Naira, termasuk tentang Aidan yang telah memiliki kekasih yang tidak lain adalah Ami, adik Bobbi. 

Sejak mengetahui Aidan memiliki Ami, Naira memutuskan untuk melepaskan lelaki itu dan memulai hidup yang baru. Ia juga menerima tawaran Bobbi untuk menjadi asistennya. Sering menghabiskan waktu dengan lelaki mahal senyum itu membuat Naira lebih mengerti akan sosok Bobbi. Namun saat ia mulai merasa nyaman, rahasia keluarga Bobbi dan Aidan membuat perasaannya juga ikut dipertaruhkan. 

Apa yang harus dilakukan jika ketakutan menjadi dinding yang menghalangi masa depan?

*** 

"Kadang hidup itu bukan pilihan. Kadang lo harus berbuat apa yang menurut lo benar walau hati lo nggak sejalan." (hal. 28)

Menarik. Itu kata pertama saat aku membaca blurb-nya, kemudian aku memutuskan untuk membaca Love Is The End ini. Novel ini adalah karya kedua dari penulis yang kubaca, karena sebelumnya aku pernah membaca Dangerous Games. 

Jika dibandingkan dengan Dangerous Games yang merupakan novel berbumbu thriller, novel Love Is The End ini memiliki sisi roman yang lebih kental. Ide ceritanya juga cukup familier, tentang masa lalu dan kehadiran sosok baru. Adanya rahasia keluarga juga cukup berpengaruh pada kisah Naira, Aidan, Bobbi, dan Ami ini. Meski ada beberapa bagian yang tertebak, namun kisah mereka diceritakan dengan cukup menarik.

Aku suka bagaimana penulis bisa merangkum kisah yang sedang berlangsung dan berbagai kilasan masa lalu dengan cukup singkat. Bahkan meski tokohnya cukup banyak dan konfliknya beragam, menyelesaikan novel ini tidak memerlukan waktu yang banyak karena jumlah halamannya saja tidak mencapai angka 200.

Alur ceritanya dibuat campuran antara masa kini dan masa lalu. Beberapa bagian kilas balik dicetak dengan font berbeda, jadi pembaca bisa membedakan cuplikan masa lalu tersebut meski tanpa keterangan. Penceritaannya menggunakan sudut pandang orang pertama dengan Naira sebagai pencerita. Jadi pembaca bisa ikut merasakan bagaimana 'ngenes' dan gregetnya kisah Naira ini.

"... lo tau apa yang terjadi pada hubungan yang dilandasi air mata? Fondasinya bakal lapuk dan ambruk...." (hal. 45)

Meski novel ini memiliki jumlah halaman yang minim, namun karakter tokoh-tokohnya cukup hidup. Karakter Naira terasa berkembang cepat, yang awalnya cukup 'galau' dan setelah tahu Aidan memiliki kekasih, ia cukup mudah untuk melepaskan. Aidan sendiri memang sosok yang menyenangkan. Namun, aku kurang suka bagaimana ia kurang tegas pada perasaannya sendiri dan malah memilih menghilang dari kehidupan Naira. Sedangkan Bobbi, sosoknya yang pendiam dan cukup misterius menjadi poin lebih. Ia bisa begitu dingin dan perhatian di saat yang bersamaan. Sebenarnya karakter seperti Bobbi ini cukup bikin deg-degan karena mereka sulit ditebak dan lebih banyak memberi kejutan. 

Aku juga merasa tidak ada kisah permusuhan dalam novel ini. Bahkan karakter Ami digambarkan seperti putri, cantik dan baik. Ami benar-benar sosok 'pacar gebetan' yang tak patut dibenci. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sosok Leila, sahabat Naira. Ia merupakan teman berbagi sekaligus pemberi saran yang baik. Bahkan Naira menyebutnya sebagai 'orang bijak'.

Dari novel ini, kita akan belajar bagaimana mengambil keputusan di saat penting, juga bagaimana menghadapi ketakutan demi menyambut masa depan.

"Bukan mati yang gue takutin. Gue nggak mau mati dengan penyesalan." (hal. 58)

Buat kalian yang membutuhkan bacaan padat tapi ringan, ringan tapi padat, novel Love Is The End ini bisa jadi pilihan.





Read More >>>

Selasa, 09 Mei 2017

[REVIEW] Misteri Cinta Kamar 313 - Arif YS

Diposting oleh My Booklicious di 13.18 0 komentar

Judul: Misteri Cinta Kamar 313
Penulis: Arif YS
Desain sampul: Isran Febrianto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2016
ISBN: 978-602-03-2525-5

BLURB

Bayu Lesmana adalah sosok yang gigih dan bertekad ingin memberantas tindak korupsi di perusahaannya. Setelah dilantik sebagai Manajer Auditor, ia pun langsung beraksi membongkar kecurangan oknum-oknum pegawai nakal yang terindikasi melakukan praktik penggelapan uang di perusahaan tempatnya bekerja. Benih penegakan keadilan mulai bersemi, namun kegigihan itu berbuah kebencian bagi mereka yang terendus. Langkah Bayu pun terhenti oleh skenario dan konspirasi jahat oknum-oknum tertentu yang licik dan licin. Bayu terjebak dalam sebuah rekayasa yang kemudian menyeretnya terlibat kasus pembunuhan, sehingga ia mendekam di balik jeruji besi. Mampukah Bayu menguak fakta dan menegakkan keadilan? Berhasilkah ia membuktikan dirinya tak bersalah hingga bebas dari segala tuduhan?

*** 

"Jangan tergiur kepada gemerlapnya dunia. Jabatanmu jangan kamu perjualbelikan. Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Ingat bahwa apa pun yang kamu lakukan bakal dimintai pertanggungjawaban." (Hal. 4)

Novel Misteri Cinta Kamar 313 menceritakan tentang perjuangan seorang Bayu Lesmana. Bayu adalah manajer auditor yang begitu gigih menguak berbagai kasus korupsi di perusahaannya. Namun, kegigihan Bayu berujung pada kebencian dari orang-orang yang merasa terancam, hingga lahirlah sebuah konspirasi untuk memfitnah dan menjebloskannya ke penjara. 
 
Novel satu ini cukup membuatku tertarik, baik dari judul, desain sampul, maupun blurb-nya. Alapagi ide ceritanya yang mengisahkan perjuangan dalam memberantas korupsi. Aku jadi berekspektasi tentang kisah yang banyak kejutan, menegangkan, sekaligus penuh teka-teki. Sayangnya, setelah membaca beberapa bagian, aku merasa kurang puas. Mungkin karena ekspektasiku yang terlalu tinggi.

Jika aku membayangkan akan banyak menemukan teka-teki dan merasa terpancing untuk memecahkannya, maka novel ini tidak demikian. Para dalang konspirasi yang biasanya diungkap di akhir justru sudah dimunculkan sejak awal. Ibaratnya, pembaca tidak hanya melihat sisi putihnya, tapi juga sisi gelapnya. Pembaca hanya menjadi penonton. Jadi, buatku novel ini malah memberikan kesan yang datar. Alur ceritanya mudah ditebak, sehingga meskipun menceritakan kisah berbau kriminal, efek menegangkannya jadi kurang.

Penyampaian ceritanya sebenarnya cukup lancar. Hanya saja ada beberapa bagian yang tidak terlalu berpengaruh, tapi justru dijelaskan begitu panjang. Misalnya saat Bayu memimpin rapat. Pada bagian itu, perkataan Bayu saat membuka rapat ditulis dalam dialog yang cukup panjang. Padahal itu hanya pembukaan. Sebaliknya, bagian inti rapat, saat Bayu membahas ‘orang-orang nakal’ yang harus diawasi, malah dijelaskan dengan narasi yang pendek dan tidak mendetail.

Selain itu, penyebutan tahun 2008 dimasukkan ke dalam paragraf yang menyebutkan bahwa Bayu diangkat menjadi manajer auditor PT Anugerah Jaya sejak tahun tersebut. Awalnya aku mengira itu hanya awal pengangkatan, sedangkan seting berbagai kasus pada novel ini sudah masuk 2015 atau 2016. Namun rupanya, tahun tersebut juga menjadi bagian latar waktu kisah Bayu ini. Terbukti, di beberapa bagian akhir dituliskan keterangan waktu selanjutnya, misalnya ‘lima tahun kemudian (2014)’. Mungkin akan lebih jelas kalau setingnya disebutkan dengan detail sejak awal, misalnya dengan pemberian keterangan ‘Jakarta, 2008’, Sehingga keterangan seting yang muncul di bagian akhir tidak terkesan tiba-tiba.

Untuk novel yang mengangkat cerita tentang korupsi, novel ini juga sudah mencantumkan berbagai informasi hukum, seperti pasal-pasal terkait dan istilah-istilah yang digunakan dalam persidangan. Namun, aku tetap merasa ada bagian yang tanggung, misalnya beberapa nama oknum yang hanya menggunakan inisial dan pertanyaan untuk saksi di bagian persidangan. Pada salah satu adegan persidangan, saksi ditanya mengenai suatu kejadian, namun pertanyaannya yang kurang lengkap, yaitu “apakah pada hari... tanggal... jam... “ (hal. 354). Penggunaan titik-titik itu membuatku merasa aneh saat membaca, karena otomatis aku akan mengisi hari, tanggal, dan jamnya sesuai kehendak sendiri, padahal harusnya disesuaikan dengan kejadian yang ada.

Tapi, dari keseluruhan kisah Bayu ini, aku cukup puas dengan ending yang dipilih. Penutupnya menyiratkan bahwa perjuangan menegakkan keadilan belum berakhir. Satu kasus selesai, masih banyak kasus lain yang menunggu. Dan yang perlu diingat adalah, selalu ada orang-orang yang tidak suka saat tirai kebenaran mulai terbuka. Selalu ada kebencian sekaligus ketakutan dari orang-orang yang mulai tercium busuknya, dan mungkin ada hati yang iri atas kesuksesan dalam menjalankan tugas. Semuanya menuntut kita untuk waspada.
 
Buat kalian yang tertarik dengan kisah kasus korupsi dan para oknum penghambat keadilan, kalian bisa baca buku ini.





 
Read More >>>

[REVIEW] Some Kind of Wonderful - Winna Efendi

Diposting oleh My Booklicious di 12.56 0 komentar


Judul: Some Kind of Wonderful
Penulis: Winna Efendi
Editor: Hetih Rusli
Desain cover: Sofiani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2017
ISBN: 978-602-03-3555-1

BLURB

Liam Kendrick dan Rory Handitama memahami arti kehilangan. Liam pergi ke Sidney dengan dalih menggapai impian sebagai koki, walau alasan sebenarnya untuk menghindari cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan. Di lain pihak, Rory sedang berusaha menata kehidupannya setelah suatu insiden membuatnya kehilangan orang-orang yang disayanginya, dan melepaskan impiannya sendiri sebagai pemusik.

Keduanya paham arti berduka, meski belum mengerti caranya. Kesedihan dan kesepian mendekatkan Liam dan Rory, sampai akhirnya ada rasa lain yang menyusup. Saat perasaan sudah tak terelakkan, Liam dan Rory terjebak keraguan, dan rasa lama yang masih terlalu kuat untuk dilupakan. Dapatkah dua orang yang pernah mencintai orang lain dengan segenap hati menyisakan ruang bagi satu sama lain?
 
***

"Aku tahu aku tidak akan pernah bisa bergerak maju kalau terlalu terpaku pada masa lalu." (Liam, hal. 17)

Liam Kendrick menjadikan mimpinya untuk menjadi koki sebagai alasan pergi ke Sydney, tujuh tahun yang lalu. Keputusan itu ia ambil setelah menyadari bahwa cintanya pada Wendy tidak akan terbalas. Di Sydney, Liam berusaha keras untuk menjadi chef hebat, juga untuk melupakan Wendy. 

Liam memang terus belajar berbagai masakan. Namun untuk membuat dirinya dan masakannya diakui bangak orang, ia butuh usaha lebih. Karenanya, Liam sempat minta 'bantuan' pada sang ibu untuk karirnya. Meskipun demikian, Liam tetaplah koki yang tekun. Ia selalu berusaha menampilkan tayangan memasak yang menarik. Namun, berkarir sebagai koki di layar kaca memang tidak mudah. Selalu ada orang baru dengan berbagai inovasi yang siap menggeser posisinya.

"Mungkin kegilaan adalah bagian dari hidup. Mungkin karena kegilaan itulah, hidup dinamakan hidup." (Rory, hal. 24)

Rory telah kehilangan dua sosok tercintanya, Jay dan Ruben. Sebuah tragedi telah merenggut nyawa suami dan anaknya tersebut. Kini hampir 3 tahun berlalu, dan Rory hanya tinggal sendiri di rumahnya, di Sydney. Membawa diri larut dalam kenangan tentang keluarga kecilnya. Bekerja di berbagai tempat sekadar mencari uang untuh berbagai tagihan, sekaligus mengisi waktu luang.

Rory bekerja paruh waktu di Klink, kafe milik Noah, sahabat Rory dan Jay. Mengingat akan kebutuhan untuk membayar tagihannya, Rory akhirnya menambah satu perkerjaan lagi, yaitu menjadi pemain di acara Fun-Tastic. Acara itu ditayangkan di stasiun yang sama dengan acara Liam. Dan di sanalah pertama kali Liam melihat Rory.

"Sometimes the best thing to do is not to feel too much, but to feel nothing at all." (Liam, hal. 44)

Rory saat itu mengenakan kostum badut. Pekerjaannya juga menuntut Rory untuk selalu tersenyum, bahkan tertawa ceria. Namun, Liam tahu bahwa yang dilakukan Rory sebatas peran karena senyum itu menyiratkan kesedihan. Pertemuan pertama di Klink, beberapa kali saling menghibur satu sama lain dengan makanan, dan cerita-cerita yang bahkan jarang mereka bagi pada orang lain membuat keduanya menjadi dekat. 

Meski memiliki kasus berbeda, namun sama-sama merasa kehilangan membuat mereka bisa lebih mengerti pada satu sama lain. Dan rupanya, berteman saja terasa belum cukup bagi Liam. Namun urusan masa lalu yang belum selesai dan Rory yang belum sanggup beranjak dari kenangan Jay dan Ruben membuat langkah Liam terhadang.

Mampukah Liam meyakinkan dirinya sendiri, juga meyakinkan Rory, untuk mulai melangkah bersama?

"Because sometimes it's being in a crowd that makes you feel lonelier than when you're alone." (Liam, hal. 67)

***

"Kamu selalu meninggalkan sebelum ditinggalkan, melukai sebelum dilukai. Itu alasannya hubungan-hubungan kamu dengan orang lain selalu artifisial. Semua karena kamu takut..." (hal. 76)

Aku lupa kapan terakhir membaca karya Kak Winna Efendi. Namun, setahuku novel-novel penulis satu ini selalu jadi incaran, termasuk novel Some Kind of Wonderful. Selain karena blurb-nya yang menarik, ini juga jadi novel tanda kembalinya Kak Winna setelah setahun. Jadi, pantas saja kalau begitu dinantikan dan diburu begitu terbit.

Some Kind of Wonderful ini memiliki suasana yang cukup sendu. Aku suka garis besar ceritanya, tentang orang-orang yang berusaha merelakan masa lalu dan mulai berjuang untuk masa depan. Konfliknya memang cukup familier dan bisa ditemukan di novel-novel lain. Namun, penceritaan Kak Winna mampu membuat novel ini terasa khas. Kalimat-kalimatnya cantik dan dalam, sehingga suasana sendunya sampai padaku sebagai pembaca.

"Kemungkinan-kemungkinan itu melintasi benakku setiap hari, setiap saat. What if, what if, what if, what if, what if. Kadang aku nyaris menjadi gila karenanya. But the guilt is always bigger than the rest of my thoughts." (Rory, hal. 171)

Kisah Liam dan Rory ini diceritakan bergantian menggunakan sudut pandang orang pertama dari masing-masing, dan dicetak dengan font berbeda. Jadi, pembaca dapat membedakan mana cerita dari Liam, dan mana cerita dari Rory. Biasanya aku kurang nyaman dengan POV yang bergantian. Namun, kali ini aku cukup puas karena bisa mengetahui kisah masing-masing secara mendalam.

Kota Sydney menjadi latar tempat utama kisah Liam dan Rory ini. Namun, novel ini kurang pas kalau dijadikan 'panduan liburan', karena ceritanya memang bukan fokus untuk menjelajah berbagai tempat di Sydney. Alur ceritanya juga dibuat campuran. Jadi, bagian Liam ada beberapa yang berlatar Jakarta. Cerita diawali situasi sekarang dan diselingi beberapa kilas balik. Bagian masa lalu mereka pun tidak dibongkar sekaligus, tetapi disingkap sedikit demi sedikit.

"Being afraid is part of living. ... You can only be happy when you're brutally honest with yourself." (hal. 338)

Aku pribadi merasa tokoh Liam berkembang cukup cepat. Awal kisahnya memang sendu, dan Liam terkesan gagal move on. Namun, pertemuan dengan Rory serta masalah acara TV-nya membuat Liam lebih terbuka pada hal-hal lain dan mulai 'tampak sembuh'. Sebaliknya, perubahan Rory justru terasa lambat. Antara raga dan jiwanya kurang seimbang. Keinginan dan ketakutannya berbanding lurus. 

"Bagaimana caranya melepaskan ketika satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan berpegangan erat-erat pada kenangan yang kumiliki? (Rory, hal. 229)

Selain Liam, Rory, Wendy, dan Jay, dalam novel ini juga banyak tokoh-tokoh lain, misalnya keluarga besar Liam di Jakarta, ibu Liam yang ada di Sydney, Noah, Angelo, Daphne, juga Stan dan Julie. Namun meskipun banyak, porsinya tetap seimbang. Mereka tidak sekadar 'lewat' dalam cerita, tapi juga membantu berkembangnya jalan cerita.

"Karena orang-orang yang ditakdirkan akan terhubung pada akhirnya akan selalu kembali menemukan satu sama lain." (Liam, hal. 334)

Secara keseluruhan, aku suka novel ini. Meski suasananya sendu, namun kalimat-kalimatnya indah dan cukup memotivasi. Karakter tokoh-tokohnya juga menyenangkan. Kalau kalian menyukai bacaan tentang 'proses move on' dan memiliki waktu luang yang cukup, Some Kind of Wonderful ini bisa jadi pilihan.

"Because sometimes goodbye means a promise to return to the people you love." (Liam, hal. 346)






Read More >>>
 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea