Selasa, 24 Juli 2018

[REVIEW] Midnight Prince - Titi Sanaria

Diposting oleh My Booklicious di 07.49

Judul: Midnight Prince
Penulis: Titi Sanaria
Penyunting: Dion Rahman
Penyelaras Aksara: Inggrid Sonya
Desain Sampul: Ulayya Nasution
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2018
ISBN: 978-602-04-5783-3

BLURB

“Menurutku, kamu menyukaiku.” “Menurutku, kamu terlalu percaya diri.” “Aku mengenalmu, Ka. Sebelum sesuatu yang aku nggak tahu itu apa, kamu nyaman denganku.”

Mika sadar, sudah saatnya dia meninggalkan masa-masa terpuruk dalam hidupnya. Menjalani kehidupan normal selaiknya seorang perempuan dewasa yang bahagia, seperti kata sahabatnya. Menemukan seseorang yang tepat, menjalani hubungan yang serius, kemudian menikah. Lalu Mika bertemu Rajata.

Semua nyaris sempurna seperti harapan semua orang untuknya, sebelum sebuah kenyataan menyakitkan menghantamnya telak. Membuatnya perlahan-lahan menghindari laki-laki itu, mengubah haluan menjadi seorang pesimis yang tak percaya pada kekuatan cinta. Dia berusaha mematikan perasaannya tanpa tahu kalau Rajata justru mati-matian memperjuangkannya.

Jika dua orang yang sudah tak sejalan bertahan di atas kapal yang nyaris karam, akankah mereka bertahan bersama, atau mencari kapal lain untuk menyelamatkan diri masing-masing?

***

"Terkadang, saat kita berpikir bahwa keadaan tidak mungkin bisa lebih buruk lagi, kenyataan lalu datang menghantam dengan keras, hanya untuk menguji batas kemampuan kita menerima." (hal. 21)

Mika merupakan sosok yang cukup tegar. Dia, yang awalnya hidup berkecukupan, mampu bertahan setelah keluarganya diterpa kenyataan pahit yang datang beruntun. Dia menyelesaikan kuliah kedokteran dengan susah payah, hingga bisa menjadi seperti sekarang: bekerja di klinik dan rumah sakit.

Jadwal Mika cukup padat. Dan demi ketenangan hatinya, Mika memilih sif malam di rumah sakit. Itu sebabnya, atap Lukito Medika sudah seperti kamar pribadinya. Saat IGD sepi pasien, Mika akan menghabiskan dini harinya di sana.

Namun, Mika harus merelakan waktu menyendirinya terganggu. Semua karena Rajata. Laki-laki berwajah tampan yang terlihat seperti duta merek pakaian dan jam tangan terkenal, yang dia temui di atap rumah sakit.

Mika yang awalnya menganggap lelaki itu hanya orang iseng pun mulai luluh dengan kegigihan Rajata. Lelaki itu selalu bisa menurunkan egonya, dan menanggapi sarkasme Mika dengan tawa yang menyenangkan.

"Saat menghindar tak lagi bisa menyelamatkan, mungkin sudah saatnya berbalik dan menghadapi kenyataan. Orang tidak mungkin berlari selamanya. Rasanya terlalu melelahkan." (hal. 73)

Sayangnya, pertemanan menyenangkan dengan Rajata menjadi renggang setelah Mika tau siapa lelaki itu sebenarnya. Mika kembali menghindar, Rajata terus mengejar, memperjuangkan perasaannya. Pada akhirnya, Mika mengeluarkan kebohongan dan jurus sarkasnya untuk membuat Rajata menjauh.

Namun, ini enggak cuma tentang Mika-Rajata, tetapi juga tentang Mika-Kinan--dua orang yang sudah bersahabat hampir sepanjang hidupnya. Persahabatan mereka juga terguncang karena Mika yang enggak mau berterus terang. Rahasia yang disimpan Mika demi kebaikan Kinan, kini jadi bumerang.

"Tidak ada yang bisa membentangkan jarak lebih cepat daripada rahasia." (hal. 87)

***

"Memaafkan bukan untuk membebaskan orang lain dari rasa bersalah, tetapi untuk memberi diri sendiri kelegaan." (hal. 247)

Midnight Prince menjadi karya kedua Kak Titi yang kubaca setelah sebelumnya baca DOMB, dan lagi-lagi, kesanku saat membacanya adalah 'menyenangkan'.

Penyampaian konfliknya enggak melebar kemana-mana. Dengan gaya berceritanya yang enak dan mengalir, suasana sendunya jadi kental banget dan ternyata itu enggak bikin semangat baca jadi drop. Yang ada, bawaannya justru pengin cepat menamatkan.

Karakternya hidup dan pukpuk-able. Kalau ada tim yang greget sama Mika, aku jadi anggotanya. Mungkin karena karakternya memang kuat dan dipertahankan dari awal sampai akhir cerita, jadinya gregetku juga enggak abis-abis. Selain Mika, tokoh lain juga punya karakter yang kuat. Ada Rajata dengan segala kegigihannya, Adnan Si Berondong potensial, dan tentunya Kinan. Rasanya dialog tokoh-tokoh itu nempel banget di kepala.

Ceritanya disampaikan menggunakan PoV 1 dari Mika. Enggak heran kalau greget sama dia karena pembaca akan tau banget gimana isi kepalanya. Selain itu, setting-nya juga oke. Hal-hal yang berkaitan dengan kedokterannya pun bukan cuma tempelan. Ketje banget.

Kisah Mika ini juga punya plot yang sederhana. Masa lalu Mika yang jadi poin penting udah disebutkan sejak awal. Jadi, ini memang bukan tipe bacaan yang menyajikan kejutan mencengangkan. Pembaca tinggal menikmati penyelesaian konfliknya aja.

Pesan tentang bagaimana memaafkan dan berdamai dengan masa lalu di dalamnya begitu mengena. Pokoknya, ini bacaan sendu yang enggak bikin malas baca. Aku malah punya bagian favorit, pas Robby ngobrol sama Mika. Nyesek banget...

Recommended buat kalian yang sedang cari bacaan romance tapi enggak bikin diabetes. ^^


 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea